Polemik GSI

Khawatir Konflik, 70 Ormas Sepakat Tolak GSI di Kepri

Khawatir Konflik, 70 Ormas Sepakat Tolak GSI di Kepri

Aliansi kepemudaan di Kepri sepakat tolak aksi GSI. (Foto: Yogi ES/Batamnews)

Batam - Dianggap akan menimbulkan perseteruan politik, 70 organisasi se-Kepri menolak penyelengaraan gerakan selamatkan Indonesia (GSI) di Batam 6 September mendatang.

Puluhan organisasi yang tergabung dalam Aliansi Kebangsaan Mengawal Pemilu Damai menyampaikan penolakan ketika konfrensi pers di Kedai Kita (Kekita) Botania, Selasa (4/8/2018) siang.

Ketua Aliansi Kebangsaan Hazhary mengatakan, penolakan tersebut bukan semata karena momentun kampanye, tetapi lebih menyikapi potensi konflik di dalamnya. Mereka menilai kegiatan ini akan menuai pro-kontra

"Tadi malam kita terima pesan berantai bahwa akan diadakan kegiatan GSI, kita langsung rapat membahasnya jangan sampai perseteruan kembali terjadi," katanya.

Ia melanjutkan, setelah empat jam mendiskusikan, aliansi ini meindikasikan gerakan itu akan menimbulkan provokasi di tengah masyarakat. "Berdasarkan kejadian di bandara kemaren (saat kedatangan Neno Warisman) juga itu cukup menjadi contoh," katanya.

Ia mengatakan, saat ini yang sering terjadi saling caci maki, diskredit, provokasi dan lainnya, dalam pertarungan politik. "Ini sebuah ketakutan,  karena itu juga kita komitmen menjaga Kepri damai," katanya.

Menurutnya jika ingin pemilu damai yang jelas kedua pihak memajukan calonnya masing-masing. Jangan saling menjelekan kubu yang lainnya.

"Silakan, pro Jokowi sampaikan kebaikan Jokowi, begitu juga yang Prabowo, jangan saling nuding menuding," ucapnya.

Kemudian aliansi ini meminta khususnya Polda Kepri untuk tidak memberikan izin penyelengaraan deklarasi GSI tersebut. "Jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan, baru bersikap," katanya.

Ia juga menyebutkan, penolakan juga berlandaskan karena ada figur seperti Ratna Sarumpaet, Ahmad Dhani yang ikut dalam gerakan #gantipresiden2019. "Kita menolak tidak secara premanisme tetapi melalui jalur hukum yang ada, kita tidak akan menghadang ke Bandara," katanya

Hazhari menjelaskan aliansi tersebut muncul karena ingin menunjukan perdamaian ditengah gejolak pilpres dan pemilu. "Awalnya 5 sampai 10 organisasi sekarang sudah 70 organisasi, kemaren sempat 78 kemudian keluar 8 organisasi," katanya.

Aliansi ini diresmikan pada  3 September 2018 lalu di Hotel BCC Batam. Organisasi yang berada didalam Aliansi ini sudah mendapatkan penghargaan dari Polda Kepri atas terselengaranya deklarasi gerakan  pemilu damai.  "Kita lahir atas atas semangat dan keberagaman. Demi menjaga perdamaian," katanya.

Ia juga menegaskan bahwa organisasi yang tergabung di dalam aliansi ini seluruh elemen termasuk mahasiswa. Bahkan didalamnya beberapa ormas Pro Jokowi dan Pro Prabowo juga ada. "Kalau sudah di aliansi ini, semua bendera kita lepas, kita wujudkan pemilu bangsa khususnya Kepri yang damai," katanya.

Sebenarnya lanjut Hazhary, kami tidak ada persoalan pribadi dengan penyelengara GSI. Hanya menghindari imbas karena acara tersebut cendrung provokasi. "Terjadi konflik yang tidak sehat itu harus diakhiri," katanya.

(tan)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews