Mari Jaga Momentum!

Mari Jaga Momentum!

Suyono Saputro (Foto: Istimewa)

..We are the human cannot live in isolation, We are not self-sufficient, and the natural instinct to survive compels us to live in collective life...Man is, by nature, the social animal..(Aristoteles)

Penulis adalah akademisi Universitas Internasional Batam dan Staf Ahli Bidang Ekonomi Kadin Provinsi Kepri, berdomisili di Batam.

Sudah kodratnya kita hidup berkelompok, saling membutuhkan, saling mengisi, saling memenuhi kekurangan, karena kita tidak bisa hidup sendiri. 

Itu pula yang jadi cikal bakal berkembangnya ilmu ekonomi, the scarcity of resources forces us to connected each others...Karena berbagai keterbatasan membuat kita saling terkait satu sama lain, satu kota dengan kota lain, satu negara dengan negara lain.

Jadi kalau ada perbedaan pandangan atau pilihan, sebaiknya jangan sampai menyulut perpecahan bahkan kericuhan.

Sama halnya ketika ada teman penyuka Ayu Tingting dan teman lain demen Via Vallens, ujungnya mereka tetap asyik dan bisa goyang. Saling serang di lini masa media sosial jangan sampai menggangu silaturahmi kita sebagai saudara.

Sebagai kawasan khusus, kota ini butuh dukungan pemodal dari negara lain dan harus menjadi rumah yang nyaman bagi investor, untuk berkembang, memberi lahan penghidupan bagi masyarakat. Kota ini juga sudah mulai sumpeg dijejali seabrek masalah sosial yang juga perlu diselesaikan.

Seperti kata seorang teman, Batam ini menjual ketenangan dan kenyamanan. Jika ada kericuhan dan kerusuhan, yang rugi tentu bukan saja kita yang tinggal di dalam, tapi juga tamu sudah pasti enggan untuk datang.

Kota ini sudah banyak menyimpan segudang pekerjaan rumah. Masalah rumah liar karena rendahnya kemampuan menjangkau tempat tinggal yang layak, masalah pengangguran karena lapangan kerja terbatas dan pendatang berkemampuan rendah.

Belum lagi masalah pendidikan dipicu kekurangan ruang kelas dan lahan pembangunan sekolah kita terbatas, masalah kriminalitas, narkoba di setiap pintu masuk pulau ini, kesenjangan dan ketimpangan ekonomi, penyelundupan barang, dan lainnya. 

Tentu, tidak gampang membenahi kota ini jika kedua instansi yang ada masih berpikir sendiri-sendiri. Walau kita bersyukur selama triwulan 2018 ini Batam sudah tumbuh sebagai manifestasi penguatan sektor industri manufaktur dan investasi.

Namun melihat dinamika yang ada, kota ini seakan belum steril dari potensi kericuhan, yang dipicu oleh berbagai faktor penyebab. Walaupun saya tidak mengharapkan itu terjadi. 

Batam adalah kota kita, tempat dimana kita berkembang dan mencari penghidupan. Harus sama-sama kita jaga, agar dia tetap berlari menjadi lokomotif ekonomi.

Kejadian demi kejadian tentunya jangan sampai mengganggu ketenangan dan kenyamanan para pelaku usaha dan industri. Bersama-sama kita menggerakkan roda ekonomi kota ini, sesuai dengan peran masing-masing.

Tantangan ke depan akan semakin berat, dolar semakin kuat, harga barang kebutuhan pokok pun ikut kumat. Eskalasi politik 2019 yang semakin dinamis kita harapkan tidak membuat ekonomi nasional ikut meringis.

Apakah kita akan korbankan masa depan negara dan kota ini gara-gara berbeda pilihan?

(*)

 

 

 

 

 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews