Bahayanya Virus MR : Bisa Cacat Permanen, Hingga Meninggal Dunia

Bahayanya Virus MR : Bisa Cacat Permanen, Hingga Meninggal Dunia

Batam - Tahun ini Kementerian dan Kesehatan (Kemenkes) RI akan memberikan imunisasi measles (campak) dan rubella (campak jerman) kepada seluruh anak-anak di luar Jawa. Virus tersebut dinilai berbahaya dan diprioritaskan.

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan Vensya Sitohang mengatakan, dampak campak dan rubella (MR) korban bisa cacat seumur hidup bahkan meninggal dunia. 

"Campak menyebabkan komplikasi yang serius seperti diare, radang paru, radang otak, kebutaan, gizi buruk, bahkan kematian," ujarnya.

Sedangkan rubella, biasanya berupa penyakit ringan pada anak, tetapi bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan bayi yang dilahirkan.

"Bahkan bisa cacat kepada anak seumur hidup," ujarnya saat acara Healt and Nutrition Journaslist Workshop "Imunisasi untuk Kesehata," WHO kerjasama dengan AJI, Hotel Mercure, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (21/7/2018).

Ia melanjukan, beberapa data menyebutkan Indonesia termasuk 1 dari 6 negara Indonesia termasuk prioritas pencegahan campak dan rubella di dunia.

"Virus ini tidak bisa diobati tetapi harus dengan pencegahan mengunakan imunisasi vaksin, makanya ini sangat penting," katanya.

Ia melanjutkan, campak dan rubella adalah penyakit infeksi yang menular melalui saluran nafas yang disebabkan oleh virus salah satu cara pencegahan adalah dengan imunisasi sejak umur anak 9 sampai 15 tahun.

"Saat ini pemerintah sedang mengalakan untuk memberikan edukasi pentingnya imunisasi," katanya. 

Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Revolusi Riza mengatakan, kegiatan yang dinamakan dengan Healt and Nutrition Journaslist Workshop "Imunisasi untuk Kesehatan," diselengarakan Divisi Pendidikan. 

"Divisi pendidikan kita sudah laksanakan 9 kali kegiatan dalam 7 bulan ini," ujarnya. 

Kegian ini merupakan cara AJI meningkatkan pilar agar profesionalisme jurnalis terwujud.  "Salah satu pilar meningkatkan profesional jurnalis," katanya di depan para peserta.

Terkait tempa imunisasi, pria yang dipanggil Revo itu mengatakan, WHO, Kementerian Kesehatan RI bersama AJI sepakat bahwa pentingnya imunisai untuk masyarakat.

"Kita melihat persoalan ini cukup serius tetapi banyak yang tidak paham, banyak juga isu-isu beredar seperti imunisasi tidak penting, halal, haram dan lainnya," kata Revo.

Terutama, lanjutnya, kondisi di daerah yang rentan tersebar penyakit menular terutama terhadap ibu hamil dan anak. "Telah terbukti penyebaran imunisasi di Jawa 90 persen sekian sudah berhasil," katanya.

Karena banyaknya hambatan untuk edukasi imunisasi di daerah maka peran jurnalis diharapkan disetiap daerah. "Jurnalis salah satu agen untuk merubah itu. Membantu bangsa ke arah yg baik," katanya. 

(tan)

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews