Dua Sniper Dikerahkan Tangkap Harimau Bonita

Dua Sniper Dikerahkan Tangkap Harimau Bonita

Penampakan harimau Bonita di Dusun Danau. (foto: ist/BKSDA)

BATAMNEWS.CO.ID, Pekanbaru - Upaya evakuasi satwa dilindungi harimau sumatra (panthera tigris sumatrae) betina yang diberi nama Bonita di Dusun Danau, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, terus dilakukan.

Tim gabungan Polres Indragiri Hilir, TNI AD, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, World Wide Fund (WWF), dan pemerintah setempat mendirikan dua posko dan mengerahkan masing-masing dua penembak jitu (sniper) di setiap posko siaga harimau tersebut.

Sebelumnya, konflik antara harimau sumatra di daerah itu mengakibatkan dua warga yakni Jumiati dan Yusri Efendi tewas mengenaskan diterkam harimau Bonita. Adapun seorang warga lainnya terluka akibat serangan harimau tersebut.

"Kepala BBKSDA Riau meminta bantuan sniper dari TNI dan Polri," ungkap Kapolres Indragiri Hilir, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Christian Rony, Kamis (15/3/2018).

Dia menjelaskan, saat ini proses evakuasi sudah masuk pada tahap ketiga, yang mana tahap pertama dengan alat perangkap (box trap) dan umpan. Tahap kedua ditambah dengan obat bius. Sedangkan pada tahap ketiga dilengkapi dengan peluru tajam untuk melumpuhkan. Adapun posko siaga penanggulangan harimau akan diberlakukan mulai hari ini hingga tujuh hari ke depan.

"Pembentukan tim terpadu dan posko siaga ini untuk menindaklanjuti keluhan dan keresahan masyarakat yang tidak bisa beraktivitas akibat konflik harimau," jelasnya.

Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, mengatakan, perilaku harimau tersebut sudah diamati BBKSDA bersama WWF sejak 2017. Kegiatan observasi yang didukung oleh Polri dan pihak terkait, termasuk mengamati perilaku khusus hewan yang diduga menjadi tersangka dan dinamai Bonita.

"Perilaku Bonita sudah menyimpang, berbeda dengan perilaku harimau pada umumnya," jelas Suharyono.

Harimau Bonita, lanjutnya, sudah tidak merasa risih dengan keberadaan manusia di sekitarnya. Bahkan berulang kali harimau Bonita memperlihatkan diri dengan santai kehadirannya di tengah permukiman warga.

"Memang sudah sering menampakkan diri tetapi kita masih belum ada kesempatan untuk penembakan bius," jelas Suharyono.

Dia menambahkan, penembakan bius harus dilakukan dengan cara terukur dan dosis yang benar. Pasalnya, setelah bius ditembakkan harimau harus dapat segera ditangkap sehingga tidak melarikan diri dan menyebabkan timbulnya masalah lainnya.

Tim akan berusaha untuk menangkap harimau Bonita dalam kondisi hidup meski warga memaksa petugas untuk membunuh harimau tersebut. 

Sementara itu, tersiar rumor terkait mengamuknya harimau betina Bonita yang mengakibatkan dua korban tewas, sejumlah warga sekitar mendengar gosip harimau itu mengamuk lantaran anaknya hilang karena ditangkap warga yang menjadikannya sebagai bahan makanan. Namun isu tersebut dibantah pihak kepolisian yang telah melakukan pengecekan terhadap kabar tersebut.

"Setelah kita cari tahu informasi dan penyelidikan, kabar itu tidak benar," jelas Kapolsek Pelangiran, Iptu Muhammad Rafi.  

Teror binatang buas itu juga membuat aktivitas belajar mengajar SD Dusun Sinar Danau lumpuh total karena tidak ada siswa yang berani berangkat sekolah. Pihak sekolah pun terpaksa meliburkan sejak dua bulan terakhir. 

"Sejak warga yang pertama dimangsa harimau, sekolah di kampung ini diliburkan. Tidak ada yang berani ke sekolah, walau sekolah itu berjarak 100 meter dari rumah warga," kata Kepala Dusun Sinar Danau, Sarayo, Kamis (15/3/2018). 

Sejak harimau Bonita menyerang pekerja kebun perusahaan kelapa sawit pada 3 Januari lalu, hewan belang itu kerap terlihat keluar-masuk perkampungan.

"Kadang terlihat harimau itu duduk di bangunan sekolah itu. Beberapa jam nanti harimaunya pergi," kata Sarayo.

(ind)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews