Tetap Putuskan untuk Merdeka, Ini Alasan Catalonia Ingin Pisah dari Spanyol

Tetap Putuskan untuk Merdeka, Ini Alasan Catalonia Ingin Pisah dari Spanyol

Referendum rakyat Catalonia. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Barcelona - Parlemen Catalonia mendeklarasikan kemerdekaan dari Spanyol. Ini dilakukan dalam waktu kurang dari satu jam menjelang voting di Senate Spanyol untuk memberikan pemerintah pusat, yang berpusat di kota Madrid, kekuasaan mengelola daerah itu.

Voting di parlemen ini berlangsung setelah ketegangan politik berlangsung sepekan terakhir antara Barcelona, ibu kota Catalonia, dan Madrid. Menurut media Independent, 70 dari 135 wakil rakyat di parlemen Catalan memilih merdeka dalam pemungutan suara lewat voting. Ada sepuluh perwakilan yang menolak dan dua surat suara kosong tanpa memilih.

"Pihak oposisi memilih meninggalkan ruang sidang menjelang proses voting di parlemen pada Jumat ini," begitu tulis media Independent, Jumat (27/10/2017).
 
Seusai pemilihan, suara tepuk tangan bergemuruh di ruang sidang parlemen Catalonia, yang diwarnai para wakil rakyat bersalaman dan berpelukan.

Ribuan orang menonton proses voting dan mengikuti proses penghitungan suara lewat layar lebar yang dipasang diluar gedung parlemen Catalonia di Barcelona. Warga terlihat menari dan berdansa setelah hasil voting yang mendukung kemerdekaan keluar.

Keputusan parlemen Catalonia ini berarti dimulainya proses pembentukan negara merdeka dengan pembuatan undang-undang dan memulai negosiasi sederajat dengan pemerintah Spanyol untuk membangun kerja sama.
Pada Kamis lalu, Presiden Catalonia, Carles Puigdemont, mengatakan pemilihan yang dipercepat tidak mungkin dilakukan. Meskipun ada yang berpendapat ini cara untuk menurunkan ketegangan dengan pemerintah pusat.
Puigdemont beralasan dia belum mendapatkan garansi yang cukup kuat bahwa Madrid tidak akan mencoba untuk mengambil alih pemerintahan Catalonia.

Sejarah 

Catalonia dulunya adalah wilayah independen di Semenanjung Iberia, kawasan termasuk Spanyol dan Portugal, yang mempunyai bahasa, hukum, dan tradisi sendiri.

Referendum menunjukkan 90 persen pemilih ingin merdeka dari Spanyol. Presiden Catalan Carles Puigdemont menyatakan Catalonia punya hak moral, budaya, ekonomi untuk menentukan nasib sendiri.

Catalonia adalah salah satu kawasan paling kaya dan produktif di Spanyol dengan ibu kota Barcelona yang dihuni 7,5 juta jiwa penduduk.

Pernikahan Ratu Petronilia dengan bangsawan Barcelona Ramon Berenguer IV pada 1150 membuat pasangan itu membangun dinasti dan mewariskan wilayah kekuasaan mereka di Aragon dan Catalonia kepada putra mereka. 

Pada Perang Saudara di masa kepemimpinan Raja Philip V, Valencia akhirnya takluk pada 1707 lalu Catalonia tunduk pada 1714. Peristiwa itu menandai era modern Spanyol.

Raja berkuasa ingin menerapkan bahasa dan hukum Spanyol di kawasan itu tapi akhirnya mereka menyerah dan mengembalikan Generalitat atau pemerintahan otonomi Catalan.

Jenderal Fransico Franco kemudian mengalahkan pemberontakan kaum separatis pada Perang Ebro di tahun 1938 dan menguasai wilayah itu. Para peristiwa itu 3.500 orang tewas dan ribuan lainnya mengungsi ke pengasingan.

Catalonia lalu kembali mendapatkan hak otonomi pada 1977 ketika Spanyol mulai menjalankan demokrasi sepeninggal Franco yang mangkat pada 1975.

Keinginan merdeka

Suara-suara yang menyerukan merdeka secara penuh mulai gencar pada Juli 2010 ketika Mahkamah Konstitusi di Madrid menolak perjanjian otonomi 2006 dan menyatakan tidak ada landasan hukum untuk mengakui Catalonia sebagai negara di dalam Spanyol,seperti dikutip dari laman the Telegraph, Rabu (4/10).

Krisis ekonomi di Spanyol kian membuat Catalan ingin merdeka, terlebih Barcelona adalah wilayah kaya yang menjadi pusat industri, kekuatan maritim, perdagangan, tekstil serta keuangan dan perusahaan teknologi, dibanding kawasan lain di Spanyol yang miskin.

Catalan beralasan mereka berhak merdeka dari Spanyol karena apa yang mereka beri kepada pemerintah pusat tidak sepadan dengan apa yang mereka dapat. Produk Domestik Bruto Catalonia mencakup 19 persen dari PDB Spanyol.

Partai konservatif Populer yang mengusung Perdana Menteri Mariano Rajoy hanya partai kelima terbesar di Catalonia dan menolak keras kemerdekaan.

Presiden Catalonia Carles Puigdemont didukung oleh koalisi nasionalis dari partai CDC dan sayap kiri Esquerra Republicana de Catalunya (ERC) serta kaum sayap kiri radikal Partai CUP yang menguasai kursi mayoritas di parlemen Catalonia.

Pada September 2017 suara mayoritas ini mengusulkan referendum kemerdekaan Catalonia meski Mahkamah Konstitusi menganggapnya ilegal.

Pada 2014 lalu Catalonia juga menggelar referendum simbolis yang menyatakan 80 persen pemilih ingin merdeka. 

(ind)
 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews