Uji Coba Nuklir Korut Sebabkan Gempa 6,3 SR, Kekuatannya Mengerikan

Uji Coba Nuklir Korut Sebabkan Gempa 6,3 SR, Kekuatannya Mengerikan

Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon. (foto: ist/reuters)

BATAMNEWS.CO.ID, Seoul - Gempa berkekuatan 6,3 SR mengguncang Korea Utara pada Ahad (4/9/2017). Gempa ini menunjukkan Korut telah meledakkan perangkat uji coba nuklir keenam serta yang paling kuat. Disebut-sebut, Korut meledakkan bom hidrogen.

Gempa terjadi beberapa jam setelah Pyongyang mengatakan telah mengembangkan bom hidrogen canggih yang memiliki daya penghancur besar. Gempa yang menurut Jepang disebabkan oleh uji coba nuklir yang menyerang 75 kilometer ke baratlaut Kimchaek, tempat uji coba sebelumnya dilakukan di sana.

Langkah uji coba tersebut menjadi tantangan langsung untuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang beberapa jam sebelumnya berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tentang peningkatan krisis nuklir di wilayah tersebut.

Skala 6,3 yang dicatat Survei Geologi AS akan merupakan ledakan paling kuat yang dilakukan Korut, yang menurut seorang ahli dapat mendukung klaimnya mengembangkan bom hidrogen.

"Kekuatannya 10 atau 20 kali atau bahkan lebih banyak dari ledakan sebelumnya. Skala tersebut sampai pada tingkat yang dapat dikatakan sebagai uji coba bom hidrogen," kata Kune Y. Suh, profesor teknik nuklir di Seoul National University.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia bahkan mencatat adanya aktivitas seismik yang tidak lazim yang berpusat di Korea Utara (Korut) pada pukul 10.30.04 WIB. "Jejaring gempa bumi BMKG mencatat aktivitas seismik yang tidak lazim," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Mochammad Riyadi dalam keterangan tertulis.

Sebanyak 166 sensor seismik yang digunakan BMKG dalam menganalisis parameter kegempaan menunjukkan adanya sebuah "pusat gempa" dengan kekuatan M=6,2 terletak pada koordinat 41,29 LU dan 128,94 dengan kedalaman satu kilometer tepatnya di wilayah Negara Korea Utara. 

Dia mengatakan, tidak hanya BMKG yang mencatat aktivitas seismik tersebut, namun juga oleh sejumlah lembaga pemantau gempa bumi dunia lainnya, seperti Amerika Serikat (USGS), Jerman (GFZ), dan Eropa (EMSC) juga mencatat aktivitas seismik yang tidak lazim yang juga berpusat di Korea Utara. 
 
(ind)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews