5 Fakta Asgardia, Negara Luar Angkasa yang Diincar Ribuan WNI

5 Fakta Asgardia, Negara Luar Angkasa yang Diincar Ribuan WNI

Ilustrasi Asgardia di Luar Angkasa. (Foto: Business Insider

BATAMNEWS.CO.ID - Seorang ilmuwan asal Rusia, Igor Ashurbeyli, menciptakan sebuah konsep tempat tinggal di luar angkasa. Tak tanggung-tanggung, ia akan membuat sebuah negara dengan nama Asgardia.

Sekilas konsep tersebut memang terdengar tak realistis. Namun, Ashurbeyli membuktikan bahwa dirinya tak main-main. Pihaknya bahkan sudah membuka pendaftaran untuk calon penduduk negara Asgardia. Mereka nanti akan memiliki status dwi-kewarganegaraan.

Hingga berita ini naik, pendaftaran Asgardian--julukan calon penduduk Asgardia--sudah mencapai lebih dari 280.000 jiwa. Uniknya, Warga Negara Indonesia (WNI) memegang porsi besar dalam pendaftaran. Sejauh ini, total WNI yang mendaftar sebagai Asgardian mencapai lebih dari 11.000 jiwa.

Ashurbeyli juga mengajak rekanan astronomnya yang sudah berpuluh-puluh tahun bekerja di Badan Antariksa untuk menggagas negara tersebut.

Salah satunya adalah Lena de Winne, pimpinan manajemen Asgardia yang bekerja selama 15 tahun di Badan Antariksa Eropa (ESA, European Space Agency). Ia mengaku terkejut dan senang karena banyak yang mendaftar menjadi komunitas negara ini.

“Responsnya sangat banyak, warga di sejumlah negara begitu antusias untuk menjadi bagian dari Asgardia,” kata De Winne.

Untuk lebih tahu seperti apa itu Asgardia dan latar belakangnya, berikut Tekno Liputan6.com rangkum lima (5) fakta terkait Asgardia yang perlu kamu ketahui.

1. Asgardia Akan Menjadi Negara Demokrasi

Ashurbeyli menyebut Asgardia akan menjadi negara yang mengusung demokrasi. Layaknya negara-negara di Bumi, Asgardia juga akan membentuk pemerintahan demokrasi berdasarkan hukum.

Warga negara Asgardia pun nanti diminta untuk turut andil memberikan suara demi sistem perumusan dasar konstitusi negara tersebut.

Tujuan dibangunnya Asgardia didasari tiga asas utama dari aspek ilmu alam dan teknologi. Pertama, Asgardia didirikan untuk menjamin kehidupan antariksa secara damai. Kedua, Asgardia hadir untuk melindungi Bumi dari ancaman objek luar angkasa, seperti komet, badai matahari, dan masih banyak lagi.

Selain itu, Asgardia juga akan menciptakan ilmu pengetahuan luar angkasa ke negara-negara berkembang yang belum memiliki akses.

Sekadar informasi, 40 jam setelah diumumkan, ada lebih dari 100.000 orang yang sudah berbondong-bondong mendaftar menjadi Asgardian. Syaratnya adalah warga yang berusia 18 tahun dan harus punya email.

Siapa pun bisa mendaftar menjadi calon Asgardian, tak peduli apa kebangsaaannya, suku, gender, ras, agama, serta kondisi keuangan. Cuma, “Pemerintah” Asgardia tidak menerima calon Asgardian hewan dan robot.

2. Satelit Asgardia Pertama Meluncur Tahun Ini

Walau belum diresmikan sebagai negara, Ashurbeyli mengklaim bahwa satelit pertama Asgardia akan segera diluncurkan pada tahun ini. Satelit akan dikirim melalui wahana luar angkasa NASA yang nantinya bakal dilepas ke laboratorium miliknya.

De Winne mengungkap, foto-foto dan data dari pendaftar Asgardia sudah disimpan di dalam satelit tersebut. Cuma, ia tak mau menyebut tanggal pasti peluncuran dari satelit Asgardia ini.

3. Diminati WNI

Hingga berita ini naik, ada lebih dari 280.000 pendaftar yang berminat untuk tinggal di Asgardia. Adapun pendaftar berasal dari 217 negara dengan mayoritas usia 18-35 tahun.

Sementara di Indonesia sudah mencapai 11.000 pendaftar. Lebih lanjut, sebanyak 84 persen warga Indonesia yang mendaftarkan diri sebagai Asgardian adalah laki-laki dan 16 persennya adalah wanita.

Dari peta yang ada di laman web-nya, tampak persebaran pendaftar di Indonesia tersebar di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Denpasar, Yogyakarta, Bekasi, Banjarmasin, Makassar, Gorontalo, dan kota-kota lain di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Mengacu dari laman web tersebut, ada 855 orang dari Jakarta yang mendaftarkan diri untuk menjadi Asgardian. Disusul Bandung dengan 343 orang, Surabaya sebanyak 248 orang, Tangerang sebanyak 240 orang, dan Bekasi ada 231 orang.

Indonesia sendiri sekarang menempati posisi ke-7 negara dengan pendaftar paling banyak. Selain Indonesia, pendaftar terbanyak berasal dari Turki, disusul Tiongkok, Amerika Serikat, Brasil, dan Inggris.

Baca selengkapnya klik disini...

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews