Mengenal Kelompok Maute, Cabang ISIS Asia Tenggara

Mengenal Kelompok Maute, Cabang ISIS Asia Tenggara

Abdullah Maute (kiri bawah) bersama pasukannya. (foto: ist/net)


BATAMNEWS.CO.ID - Konflik bersenjata di Mindanao di Filipina selatan, bisa dikatakan konflik terpanjang di Asia Tenggara. Kali ini Pemerintah Filipina khawatir, kelompok militan ISIS telah memindahkan medan perang ke Mindanao, di Filipina selatan. Nama kelompok Maute yang disebut-sebut berafiliasi dengan ISIS, menguasai Kota Marawi di Mindanao tengah.

Lantas siapa kelompok Maute yang mengejutkan negara-negara di Asia Tenggara ini?

Omar (kiri) dan Abdullah Maute

Mereka sebelumnya merupakan mantan anggota Moro Islamic Liberation Front (MILF)-- kelompok separatis berideologi Islam tertua di Filipina. Kelompok ini sebenarnya menyebut diri mereka sebagai “Daulah al-Islamiyah”.

Julukan “Maute” mengacu kepada dua pemimpin kelompok ini yaitu kakak beradik Abdullah dan Omar Maute. Omar sendiri diberitakan sudah tewas saat markas kelompok ini diserbu oleh militer Filipina pada Februari lalu. Namun, banyak pihak meyakini bahwa sang pemimpin kharismatik yang dipercaya sebagai motor utama kelompok ini masih hidup.

Kemunculan kelompok Maute dimulai pada 2013 lalu. Saat itu, mereka menyerang sebuah pos penjagaan militer di kota Madalum, provinsi Lanao del Sur. Namun, setelah itu nama mereka seakan timbul tenggelam.

Perubahan nama menjadi “Daulah al-Islamiyah” terjadi saat kelompok ini menyatakan kesetiaannya kepada ISIS lewat mekanisme bayah, meskipun ISIS sendiri belum menanggapi pernyataan kesetiaan tersebut. Peralihan nama dan bayah kepada ISIS selanjutnya mengubah karakteristik kelompok Maute dari organisasi kriminal murni menjadi kelompok berideologi Islam militan.

Pemerintah Filipina sendiri juga mengamini bahwa kelompok Maute memiliki hubungan dengan ISIS. Hal ini disampaikan langsung oleh Duterte sendiri.

"Komunitas intelijen memberitahu saya bahwa ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) telah terhubung dengan kelompok di Filipina yang disebut Maute. Sekarang kita melancarkan perang sekarang di Lanao,"kata Duterte akhir 2016 lalu.

Duterte dalam beberapa waktu belakangan berulang kali menyatakan kemungkinan Filipina dijadikan markas baru ISIS.

Kepala Angkatan Bersenjata Filipina, Jenderal Eduardo Ano, sempat menyebut bahwa kelompok Maute hanyalah kriminal biasa dan bukan bagian dari ISIS. “Mereka hanyalah sekelompok pembunuh bayaran, pemeras, dan bandit yang ingin dilihat sebagai ISIS,” tandasnya kepada laman Mindanews.

Namun, belakangan militer Filipina ikut meyakini afiliasi kelompok Maute dengan ISIS. Dalam hampir setiap penyerbuan ke markas kelompok ini, militer Filipina selalu mengaku menemukan atribut-atribut ISIS seperti poster, buku-buku jihad, hingga bendera ISIS.

Hampir seluruh kelompok militan di Filipina Selatan, baik yang menjunjung ideologi Islam maupun nasionalisme, biasanya memiliki pertalian darah. Sebuah keluarga di Mindanao seringkali memiliki anggota keluarga yang tergabung ke dalam MNLF, MILF, atau Abu Sayyaf sekaligus. Pertalian darah ini pula yang membantu mengembangkan jaringan mereka, membantu perekrutan anggota baru, sekaligus saling melindungi dari kejaran aparat.

Jannati Mimbantas, tokoh senior MILF sekaligus pimpinan North Eastern Mindanao Front, menyatakan bahwa dua bersaudara pimpinan Muate, Abdullah dan Omar Muate, adalah sepupu dari Azisa Romato. Azisa sendiri adalah istri dari Wakil Ketua Urusan Militer MILF, Alim Abdul Aziz Mimbantas, yang juga adalah kakak dari Jannati Mimbantas.

Pendudukan Kota Marawi oleh kelompok Maute memang mengejutkan militer Filipina. Militer kemudian menyerbu sebuah rumah yang diyakini sebagai tempat persembunyian Isnilon Hapilon, pemimpin Abu Sayyaf dan kepala kelompok teroris ISIS Filipina. Hapilon diklaim Amerika Serikat sebagai salah satu teroris paling berbahaya di dunia, kepalanya dihargai USD 5 juta atau sekitar Rp 66 miliar oleh AS.

Namun, penyergapan Hapilon tak berjalan mulus. Pasukan keamanan malah mendapat perlawanan dari sekitar ratusan orang bersenjata.

Menurut sejumlah analis keamanan Filipina, Hapilon berupaya menyatukan kelompok militan Filipina yang telah menyatakan kesetiaan kepada ISIS, termasuk kelompok Maute yang berbasis di dekat Marawi.

Pemerintah Filipina mengumumkan, bahwa beberapa warga negara asing termasuk dari Indonesia, Malaysia dan negara lain terlibat dalam insiden pertempuran, mereka tergabung dalam kelompok Maute.

(ind)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews