Pesona Danau Toba dan Ledakan yang Mengerikan

Pesona Danau Toba dan Ledakan yang Mengerikan

Danau Toba, Sumatera Utara. (Foto: pesonaindo.com)

HAMPARAN air tawar sepanjang 100 kilometer dengan luas 30 kilometer ini adalah salah satu keajaiban dunia yang berada di Pulau Sumatera. Berada di ketinggian satu kilometer di atas permukaan laut, kedalaman danau ini mencapai mencapai 500 meter.

Itulah Danau Toba yang kini menjadi andalan untuk kunjungan wisata di Sumatera Utara. Rimbunnya pohon pinus dan enau yang tumbuh subur menambah cantiknya danau ini. Sangat terasa dinginnya udara dari deretan gunung berapi (bagian dari Pegunungan Bukit Barisan).

Seperti lukisan di atas kanvas, dalam kondisi apapun Danau Toba tetap indah. Jika sedang berkabut akan melahirkan lukisan misterius dan dingin, sebaliknya jika sedang cerah maka akan terlihat lekukan Danau Toba yang begitu mempesona.

Tentu pesonanya pun tak terusik waktu.  Jika pagi, matahari mengintip dari balik gunung dengan begitu indahnya, begitu juga saat terbenam dengan lembayung senja yang meredup. Lalau, pada malam bulan purnama, cahaya ke emasan memantul dari punggung danau yang berubah menjadi begitu romantisnya. 

Tak hanya menyenangkan bagi pariwisata, namun juga menjadi lokasi yang nyaman bagi aneka fauna. Di sini bermukim aneka hewan seperti lutung, orangutan,  monyet lingur, tapir, dan ingkir.

Sejuta keindahan itu, kini ditingkahi dengan satu peristiwa misterius. Sebuah video di Youube menggambarkan gerakan air di tepi danau berputar dan naik-turun. Air dan tanaman di atasnya awalnya bergerak searah. Setelah itu, ada arus balik dan pusaran secara perlahan.

Diunduh pada pada 5 Mei 2017, kejadian yang terjadi daerah Palipi, Pulau Samosir, juga membuat sejumlah bertanya-tanya kenapa air berputar-putar dan permukaan air danau juga naik.

Ada yang menduga pusaran air tersebut akibat munculnya retakan di dasar danau. “Jalur lemahnya bukan di Danau Toba, tapi jalur Gunung Pusuk Buhit,” kata pakar geologi dari Institut Teknologi Bandung, Lambok P. Hutasoit, Selasa, 9 Mei 2017. Gunung tersebut berada dekat tepi Danau Toba.

Wajar jika peristiwa alam terjadi di Danau Toba bisa membuat warga setempat mencari tahu penyebabnya dan menganalisa apa yang terjadi di sini.

Soalnya, ini adalah danau tekto-vulkanik yang terbentuk setelah terjadinya ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun. Ledakan itu berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik.

Dilansir dari Daily Mail, letusan tersebut membinasakan sekitar 60 persen makhluk hidup pada saat itu. Gunung Toba memuntahkan 2.500 kilometer kubik lava, setara dua kali volume Gunung Everest. Erupsinya 5.000 kali lebih mengerikan dari letusan Gunung St Helens pada 1980 di Amerika Serikat.

Menurut situs Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), dalam waktu sekitar dua minggu, ribuan kilometer kubik puing dimuntahkan dari puncaknya. Aliran piroklastik--awan yang merupakan campuran gas panas, serpihan batu, dan abu--mengubur wilayah sekitar 20.000 kilometer persegi di sekitar kaldera.

Setelah letusan, terbentuk kaldera yang kemudian terisi air yang sekarang disebut sebagai Danau Toba. Danau ini sangat luas, bahkan terluas di Asia Tenggara,  panjangnya 100 kilometer dengan lebar 30 kilometer.  Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.

Riwayat dahsyat Danau Toba ini mengundang sejumlah ilmuan melakukan penelitian. Di antara Ivan Koulakov dan rekan-rekannya dari Siberian Branch of the Russian Academy of Sciences.

Menggunakan data seismik, mereka meneliti apa yang tersembunyi di bawah Danau Toba. Ternyata, air yang tenang di permukaan Danau Toba menyembunyikan sebuah mesin magma yang aktif di bawahnya. Kolam magma terus tembuh di bawah kaldera Danau Toba. Mereka memperoleh saluran rumit dengan magma yang bergerak naik.

Tim itu juga melacak magma hingga kedalaman 150 km. Pada level itu, sejumlah besar unsur-unsur kimia atmosfer dihasilkan di subduksi--batas antar lempeng yang bersifat konvergen. Ditemukanlah penyebab letusan yang dahsyat itu, yaitu dari reservoir magma yang luas dan padat di bawah kerak bumi.

Meski terdapat kemungkinan letusan hebat terjadi lagi, para ilmuwan mengatakan bahwa kita tak perlu cemas akan hal tersebut. "Terdapat kemungkinan bahwa, dalam jangka waktu yang panjang," ujar ilmuwan seperti dilansir International Business Times.

Syukurlah, keindahan danau toba masih bisa dinikmati ribuan tahun lagi. Pemerintah Sumatera Utara masih belum berhenti untuk mempercantiknya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritaman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pemerintah sedang mendorong pembangun infrastruktur Danau Toba yang menjadi satu dari 10 destinasi wisata prioritas yang dikembangkan pemerintah.

Berwisata ke Danau Toba semakin mudah. Selain jalur darat seperti bus dan kereta api, di sini sudah ada Bandara Silangit di Siborong-borong - Tapanuli Utara, Sumatera Utara.***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews