Mengubur Carnaval Mall, Lalu Mau Jadi Apa?

Mengubur Carnaval Mall, Lalu Mau Jadi Apa?

Pembongkaran Carnaval Mall, Batam Center, Batam. (Foto: Yudi Eka Sahputra/batamnews.co.id)

LAMPU taman yang ditopang besi hitam masih terpasang rapi di depan Carnaval Mall, Batam Center, Batam. Berada di jantung kota, hanya berjarak 15 menit berjalan kaki dari Kantor Walikota Batam, pusat perbelanjaan yang pernah sangat terkenal ini sedang meregang nyawa.

Juga tak ada lagi gadis-gadis remaja berbusana trendi menebar aroma parfum bermerk yang berseliweran di dalam mal nan sejuk. Kini hanya ada para tukang berpakaian lusuh dan berkeringat bau apak dengan palu gada yang diterpa terik matahari.

Tak ada lagi mobil-mobil mewah yang parkir di areal mal yang luasnya empat kali lapangan bola. Penggantinya, tujuh alat berat dan enam truk yang sedang melaksanakan prosesi pembongkaran. "Sudah dua bulan kami kerjakan," kata Sembiring, salah satu operator alat berat.

Jalan masuk mal yang dulu mulus licin, kini berlubang dan becek. Beberapa gedung megah juga sudah rubuh, hanya sepertiganya saja yang tersisa.

Pada sisi depan gedung yang tersisa, terlihat excavator warna hijau bergerak perlahan meratakan sisa bangunan yang sudah diruntuhkan. Sesekali bahan sisa reruntuhan dimasukan ke dalam bak truk yang keluar masuk mall.

Tepat di depan dinding gedung mal masih terpasang kokoh neon boxnya. Bercat  kuning yang mulai pudar dan mengelupas, ada Kampoeng Sunda Bandung Resto masih berbekas di dinding depan mall.

Meskipun dalam proses "penguburan", ada beberapa unit usaha yang bergerak lemah di penghujung usia. Seperti 3nyti Futsal penyewaan lapangan futsal dan penjualan “Tabita” furnitur.

Salah seorang karyawan 3Nyti Futsal mengatakan, beberapa kegiatan yang masih beroperasi di dalam gedung ini disebabkan kontrak belum habis. “Kontrak kami masih bersisa setahun lagi," kata Pendi.

Ia juga bercerita lapangan futsal ini memang ada sejak dua tahun yang lalu. Semenjak proses perobohan dimulai bisnis ini sudah mulai sepi. “Orang banyak mengira kita (3Nyti Futsal) tidak buka lagi, jadi sepi,” ujarnya disela kesibukan membersihkan lapangan futsal tersebut.

***

DIDIRIKAN sejak 1997, Carnaval Mal dikelola  PT Mayakoro Sejahtera, pengelola yang sama dengan Matahari Departement Store, sebelum pindah ke Mega Mall, Batam Centre. Kemudian pada 1999, mall ini berpindah tangan ke  PT Sri Tama Jaya Perkasa.

Pendirian mal ini adalah sebuah ide untuk memperluas area bisnis yang terpusat di Nagoya, Jodoh. Otorita Batam (sekarang BP Batam) memiliki gagasan untuk memindahkan ‘’kepala naga” tersebut ke Batam Center. Salah satunya dengan mendirikan mall yang dikawinkan dengan pendirian pelabuhan internasional.

Kala itu yang menjadi pesaing mal ini hanya  Nagoya Lucky Plaza yang namanya diambil dari sebuah mal di Singapura.

Setahun kemudian, Carnaval Mall ini berjaya. Mall inilah yang menyediakan fasilitas yang lengkap di masa itu. Di hall mall yang sejuk ada mesin ATM dan  gerai-gerai kerajinan tangan. Bahkan ada agen talent yang mengaku mampu mengorbitkan menjadi artis ibukota. Di sebelahnya ada wahana permainan anak-anak, dan kafe.

Jadi tak heran jika ramai orang berkunjung ke sini setiap hari. Di sini ada  boom-boom car, bowling, sepatu roda, dan ada toko buku Kharisma. Apalagi di lantai tiga ada toko serba ada yang bernama My Mart. Belakangan nama My Mart lebih dikenal dari pada Carnavall Mall.

Selain itu, Carnaval Mall juga menjadi empat favorit anak-anak muda nongrog.  Tiap sore di pelataran parkirnya, sering ada atraksi sekumpulan anak muda ber skate board hingga basket. Jalanan di kawasan mal sering macet.

"Dulu cukup rame meskipun ada beberapa mall lainnya, tapi ini adalah pusatnya," ujar Saderman pemilik restoran yang pernah jualan di dalam Carnaval Mall tahun 1997. "Ini salah satu mall yang pertama dan terbesar di Kota Batam."

Belakangan, mal mulai berjamur di Batam. Tiga tahun lalu, Carnaval Mall benar-benar sepi. Apalagi setelah berdirinya Mega Mall  yang disebut sebagai mall besar di Batam Center.  Kemudian muncul Kepri Mall. Saat ini, lebih 20 mal dan plaza aktif di Batam.

Salah satu penyebab Carnavall Mal tutup adalah kalah dalam bersaing dengan tumbuhnya mal-mal lain di Batam. Memang bukan hanya Carnaval yang tutup tetapi juga sejumlah mal lainnya, bahkan Lucky Plaza yang sangat berjaya di awal-awal Carnaval Mal berdiri, juga ikut sekarat.

Menurut keterangan masyarakat setempat konter-konter di dalam mall ini mulai hengkang semenjak 2014. Berada tidak jauh dari Taman Tuah Madani Bundaran Ocarina Kota Batam kini mal ini hanya ada beberapa tenant yang menjual alat elektronik dan furnitur serta lapangan futsal.

Belakangan, pengelola memasang iklan lelang di berbagai media massa, akhirnya pada  Desember 2014, kabarnya gedung ini laku seharga Rp156 miliar. Pembelinya adalah pemilik BCS (Batam City Square), pusat perbelanjaan yang berada di Nagoya, Jodoh.

***

GEDUNG pusat perbelanjaan yang sudah rapuh itu ada dua lantai, lantai dasar tempat penjualan Tabita Furnitur sedangkan lantai II terdapat enam lapangan futsal.

Di beberapa sisi dalam gedung tersusun alat-alat bekas pembongkaran yang masih bisa dimanfaatkan. Di bagian belakang gedung berjejer bekas reruntuhan bangunan yang mulai dirayapi tumbuhan  liar.

Buldozer masih meraung-raung menggali lahan. "Nanti di sini akan dibangun gedung sembilan lantai. Dua di antaranya menjadi basement parkiran, tujuh untuk pusat perbelanjaan," kata Phillip salah seorang pengawas bangunan.

Apakah Carnaval Mall akan bersalin rupa?

Laporan: Yogi Eka Sahputra dan Ilham Yude (Batam)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews