Apa Salah Dunia Digital?

Apa Salah Dunia Digital?

Ketua ADEI Kepri Eko Syaiful (Foto: Dok. pribadi)

“Hati – hati bahaya isu makar...” “Jangan mau dibohongi pakai…..” “ Tentara cina masuk ke Indonesia…” “ Orang rasis jadi presiden dan bangun tembok perbatasan…” “ Penculikan gadis di bawah umur setelah kenalan via FB…” “ Bisnis Online penipu…” “ Anak sekolah diculik setelah berkenalan via social media…”

Semua isu di atas saya jamin sering sekali kita dengar, hingga ikut-ikutan gosip di sosial media, chatting hingga warung kopi. Ya semua hal di atas adalah isu-isu seksi yang sedang berkembang di dunia internet kita  saat ini. 

Utama media social dan media chatting. Apakah Salah ? Ya secara personal saya tidak bisa bilang salah, orang saya nggak tahu password FB, twitter, IG dll punya Anda apalagi punya HP Anda, buktinya Mukidi bisa terkenal hanya kerna di share di WA dan Sosme. Enak sekali jadi mukidi, hehehe..

Tetapi di sini saya ingin mengajak kita semua untuk mencoba menjawab pertanyaan saya, apakah dari semua hal yang di atas adalah kesalahan dari social media dan social chatting?  Apakah ini salah dunia digital? 

Apakah ketika seseorang membunuh menggunakan pisau yang salah pisaunya? apakah ketika seseorang menambrak orang lain dengan motornya, lantas motornya di penjara dan terdakwa?
Saya bukan superman, bukan juga ironman apalagi wonder woman, saya hanya seorang pria dan masyarakat biasa yang mencintai dan menganggumi dunia digital.
Bayangkan ketika sesuatu yang anda cintai sering sekali dijadikan “ kambing hitam “ dari setiap peristiwa negative bahkan dibilang selalu membawa efek negatif.
Di sini saya mau melakukan pledoi ( gaya kayak pengacara ) kepada dunia kecintaan saya yaitu dunia digital yang di dalamnya ada social media dan social chatting, dimana dunia digital ini hanyalah sebuah alat yang bisa seperti pisau bermata dua, bisa positive bisa negative dan bisa baik seta bisa buruk tergantung siapa yang menggunakan.

Pernakah kita melihat dari sisi yang berbeda, seperti : “Kisah warung nasi uduk milik seorang pria tua yang ramai setelah di posting seseorang di social media” “Kisah tukang ojek yang ngojek sampai 10 tahun tetapi belum bisa naik haji tetapi setela ke ojek digital 1 tahun bisa umroh”
“Tukang taksi 15 tahun yang setelah 1 tahun jadi taksi digital bisa belim mobil sendiri” “ Kisah jutaan orang yang bisa bertemu sahabat lamanya setelah sekian lama tidak ada kabar”  

“Kisah seorang pengusaha yang dulu usahanya bukan apa-apa hingga menjadi raksasa yang bisa tebar manfaat ke banyak orang”

“Peluang korupsi yang makin kecil dan susah kerna adanya e budgeting dll “

“Mudahnya cari lowongan dari info di job online “

“Enaknya beli makan tanpa harus pergi ke tempat makan “

“Hingga berapa banyak hemat pulsa kita ketika kirim pesan, gambar dan telpon lama – lama tapi Cuma bayar biaya gak sampai 100 Ribu / Bulan ( kalau pintar dan suka repot bisa gratis, pakai cari titik wifi gratis terus, hehehe )

“Semua itu bisa terjadi kerna adanya dunia Digital, tetapi kenapa yang di ekspos dari “ kekasih “ saya ini hanya yang buruk – buruk saja, tak adil rasanya ketika kita merasakan “ candu “ yang enak dari dunia baru ini tetapi kita tidak menggunakan dan membagikan hal – hal yang baik tentang dunia Digital ini.

Sudah saatnya kita merubah pola buruk kita ini dari provokator jadi motivator, dari negative ke positif,dari emosional menjadi rasional hingga dari alay jadi dewasa , hehehe… Mari teman-teman kita mulai sekarang menggunakan dunia digital ini untuk kebaikan, jangan sampai hanya orang – orang “ jahat“ yang menggunakan dunia ini untuk membodohi orang-orang baik, seperti kata mantan menteri pendidikan kita, “Kalau orang baik hanya diam, maka yang akan merajalela dan tampil adalah orang – orang yang jahat “

So, mari kita gunakan media digital ini untuk memberikan hal hal yang baik berupa kedamaian, kesejukan hingga share rezeki yang halal tentunya. 

Ingat seperti sebuah peperangan, begitu juga dunia digital, jangan sampai media ini banyak digunakan oleh penjahat dibanding superhero, Right !
Perkenalkan juga melalui tulisan ini saya mengenalkan telah ada wadah bagi para pecinta dunia digital yaitu ADEI (Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia) yang berpusat di Jakarta dengan anggota para pelaku dunia digital se – Indonesia seperti Google, Microsoft, Gojek, Zalora, dll. 

Kini hadir juga per 28 Oktober 2016 kemarin di kepulauan Riau untuk menampung para pengusaha dan pelaku digital di Kepulauan Riau agar sukses dan bisa GO Internasional melalui dunia Digital ini. Info kami bisa di cek di www.adei.id

Terima kasih untuk batamnews.co.id yang mau jadi media partner resmi DPD ADEI Kepri dan mau membantu di setiap hari jumat untuk para pelaku digital di kepri untuk memberikan informasi dan ilmu bagi perkembangan dunia digital di Indonesia pada umumnya dan kepri khususnya. 

Mari jadikan dunia digital sebagai ROKET yang membuat kehidupan kita pribadi, masyarakat, hingga Negara menjadi lebih baik dan positif, saatnya kekinian dengan menjadi susu bukan nila.

Salam Digital.. 

 

Eko Syaiful Arifin

Ketua DPD ADEI Kepulauan Riau


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews