Pencapaian ATB Selama 21 Tahun Mengabdi di Batam (5)

 Pencapaian ATB Selama 21 Tahun Mengabdi di Batam (5)

Capture teknologi GIS yang dikembangkan ATB. (foto: rilis atb)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - PT. Adhya Tirta Batam (ATB) merupakan perusahaan air minum yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) dengan rasio yang paling efisien di Indonesia. Rasio SDM ATB mencapai 2,19 per 1.000 pelanggan, jauh dibawah rata-rata rasio nasional yang berada diangka 6,3 per 1.000 pelanggan. Untuk melayani 259.268 pelanggan, karyawan ATB hanya 567 orang.

Meski memiliki rasio SDM paling efisien, pelayanan ATB kepada pelanggan tetap optimal. Karyawan tetap bekerja sesuai dengan beban pekerjaannya. Tidak ada karyawan yang harus bekerja melebihi kapasitas karena rasio karyawan yang terlalu efisien. Perlu diketahui, rasio ideal yang ditetapkan pemerintah untuk perusahaan air minum adalah empat karyawan untuk 1.000 pelanggan.

“Rasio SDM ATB sangat efisien karena memanfaatkan beragam teknologi untuk membantu hampir seluruh operasional perusahaan. Kami menggunakan teknologi di hampir semua sektor sehingga SDM memang benar-benar sangat efisien,” ungkap Corporate Communication Manager ATB Enriqo Moreno dalam rilis yang diterima Batamnews.co.id.

Ia melanjutkan, untuk pengolahan air, ATB menggunakan streaming current monitor. Alat tersebut memungkinkan partikel pengotor dalam air baku diukur secara otomatis. Setelah terukur, alat tersebut akan memberikan perintah kepada pompa dosing berapa jumlah zat penjernih air yang harus diberikan sehingga takarannya pas dan tidak dikira-kira sehingga kualitas air olahan ATB lebih terjamin.

“ATB juga menggunakan alat water testing laboratory sebagai spectrophotometer yang dapat mengukur lebih dari 35 parameter pengujian, termasuk parameter kandungan logam berat. Dengan menggunakan alat tersebut analisa kualitas air menjadi lebih cepat dan akurat. Sehingga, bisa menghemat waktu dan biaya. Apalagi secara berkala ATB melakukan tes uji air untuk memastikan air yang didistribusikan kepada pelanggan sesuai dengan standar WHO maupun Permenkes,” tuturnya.

Enriqo mengatakan, ATB juga menggunakan alat semi-otomatis yang dapat membersihkan sendiri tempat pengolahan air. Petugas hanya perlu menekan tombol tertentu untuk membuang lumpur hasil endapan dari air baku. Mereka tidak perlu menggosok IPA secara manual.

“Alat semi-otomatis tersebut membuat ATB tidak memerlukan petugas yang banyak untuk mengolah air. Instalasi Pengolahan Air (IPA) Duriangkang misalkan. IPA terbesar yang dikelola ATB dengan kapasitas 2.200 liter/detik tersebut hanya memerlukan empat orang operator,” jelasnya.

Untuk setiap instalasi, ATB membentuk empat kelompok yang bekerja secara bergantian. Untuk IPA Duriangkang, setiap kelompok terdiri dari empat operator, dengan tambahan satu operator yang stand by. Sehingga bila ditotal ada 17 operator yang menjalankan IPA tersebut selama 24 jam, sementara untuk IPA lain dengan kapasitas lebih kecil ATB hanya memerlukan dua operator per kelompok.

“Setiap IPA dibagi menjadi beberapa shift agar proses pengolahan air tetap berkelanjutan. Kami memproduksi air selama 24 jam tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan air bersih pelanggan di Pulau Batam. Apalagi jumlah pelanggan ATB saat ini sudah lebih dari 250 pelanggan,”  ucapnya.

Agar pelayanan kepada masyarakat tetap handal, ATB juga memantau ketersediaan air bersih melalui layar monitor. Melalui layar tersebut dapat terlihat berapa banyak air yang digunakan pelanggan, dan berapa banyak ketersediaan air yang ada di tanki. Bila sudah mencukupi, pasokan dihentikan, bila masih diperlukan pasokan akan ditambah.

(rilis)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews