Tren Otomotif di Batam, Mobil Eks Singapura Ditinggalkan, Cari yang Irit Bensin

Tren Otomotif di Batam, Mobil Eks Singapura Ditinggalkan, Cari yang Irit Bensin

Ilustrasi mobil eks Singapura. (foto:ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Sejak masuknya mobil dari Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) pada tahun 2004 lalu ke Batam, Kepulauan Riau, mobil-mobil eks Singapura yang biasa mengaspal di Batam perlahan mulai ditinggalkan warga Batam. Tak jarang ada mobil eks Singapura teronggok di tepi jalan ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya.

Mobil eks Singapura mulai ramai masuk ke Batam pada tahun 1990. Sejak itu mobil tersebut menjadi primadona warga Batam, karena harganya yang cenderung murah dan memiliki spek yang lebih lengkap dibanding jenis dan merek yang sama.

Katakanlah seperti mobil eks Singapura merek Honda Accord Maestro, Mitsubishi Lancer, Honda Civic, Toyota Altis dan banyak lagi yang lain memiliki spek berbeda dengan merek yang sama yang berada di Indonesia.

Namun, kendati memiliki spek tinggi, mobil eks Singapura ini tidak bisa dibawa keluar dari karena Batam dikenal sebagai daerah Free Trade Zone (FTZ).

Seiring berjalannya waktu, mobil eks Singapura ini mulai ditinggalkan dengan disebabkan beberapa faktor. Pertama, usia mobil-mobil itu sudah tua, kemudian tren masyarakat beranjak ke mobil keluaran baru dengan bensin irit.

Sejak lima tahun belakangan, mobil eks Singapura ini sudah mulai tampak jarang mengaspal. Satu persatu mulai hilang dan bahkan dibiarkan parkir di bengkel dan bahkan dibiarkan hancur di pinggir jalan.

Seorang pedagang mobil bekas di Batam yang akrab disapa Pak Wo mengatakan, masa kejayaan mobil eks Singapura sudah habis. Hal tersebut dilihat dari harga pasarannya saat ini.

"Mobil jenis Mitsubishi Lancer, Honda Civic, Toyota Corolla, Coronna tahun 1997-1999 yang menjadi idola dulu harga saat ini hanya berkisar Rp 25 sampai Rp 30 juta. Itu pun dalam kondisi bagus dan pajak hidup," ujarnya Pak Wo belum lama ini.

Selain itu, kata dia, kategori mobil sedan mewah seperti Toyota Altis tahun 2001-2003 harganya saat ini hanya Rp70 juta. "Tiga tahun yang lalu mobil ini (Toyota Altis) kita jual Rp 130 juta," kata dia menjelaskan.

Tambah dia, untuk mobil sedan eks Singapura 2.000 cc ke atas malah tidak laku lagi. "Bayangkan Nissan Cefiro yang dulu harganya Rp 60 sampai Rp 70 juta sekarang hanya Rp 15 juta," kata Pak Wo.

Ia menjelaskan, mulai ditinggalkannya mobil eks Singapura ini oleh warga Batam terutama banyak mobil irit bensin yang keluar saat ini. ATPM berlomba-lomba mengeluarkan mobil murah dan irit bensin.

Selain itu, sambungnya, pihak bank pun tidak mau menerima lagi proses kredit mobil eks Singapura ini. Jadi, itu pulalah yang membuat pedagang kesulitan dan masyarakat enggan membeli mobil eks Singapura itu saat ini.

(isk)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews