Kasus Covid-19 di Singapura Meningkat Tajam Akibat Varian Baru KP.1 dan KP.2

Kasus Covid-19 di Singapura Meningkat Tajam Akibat Varian Baru KP.1 dan KP.2

Kasus COVID-19 di Singapura meningkat Tajam.

Batam, Batamnews – Kasus Covid-19 di Singapura mengalami lonjakan signifikan dengan jumlah infeksi meningkat dua kali lipat dari sekitar 13 ribu menjadi 25.900 dalam periode 5 hingga 11 Mei 2024. Peningkatan ini dipicu oleh dua varian baru Covid-19, yaitu KP.1 dan KP.2.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia, Siti Nadia Tarmizi, menyatakan bahwa varian tersebut belum ditemukan di Indonesia. 

"Varian belum ditemukan di Indonesia, dan kalau surveilans kita sampai saat ini belum ada peningkatan kasus ISPA maupun Covid," ujar Nadia melalui pesan singkat pada Senin, 20 Mei 2024.

Meskipun demikian, Kemenkes tetap waspada dan terus memantau potensi peningkatan kasus rawat inap akibat Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). 

"Tapi kita juga monitor kalau ada peningkatan kasus rawat inap di rumah sakit karena gangguan ISPA," tambah Nadia.

Baca juga: Warga Singapura Jadi Korban Modus Manipulasi Data Email dengan Kerugian Rp 32 Miliar, Diungkap Polri 

Dalam upaya pencegahan, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker di tempat keramaian dan rajin mencuci tangan. 

"Tetap jaga kesehatan, pakai masker kalau dalam tempat keramaian dan cuci tangan," kata Nadia.

Lonjakan Kasus di Singapura

Di Singapura, varian KP.1 dan KP.2 menjadi dominan dalam penularan Covid-19, dengan dua pertiga kasus infeksi disebabkan oleh strain ini. 

Kedua varian tersebut termasuk dalam kelompok varian Covid-19 yang disebut FLiRT dan merupakan keturunan dari JN.1 yang sebelumnya telah menyebar cepat di seluruh dunia.

Kabar baiknya, menurut Kementerian Kesehatan Singapura, tidak ada indikasi bahwa KP.1 dan KP.2 lebih menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian lain. 

"Saat ini tidak ada indikasi baik global maupun lokal KP.1 dan KP.2 lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian lain," kata pernyataan resmi Kementerian Kesehatan Singapura pada Sabtu, 18 Mei 2024, mengutip Channel News Asia.

Gejala yang ditimbulkan oleh varian KP.1 dan KP.2 juga mirip dengan gejala Covid-19 dari strain lainnya. Andy Pekosz, PhD, profesor di bidang mikrobiologi molekuler dan imunologi, menyatakan bahwa gejalanya tidak berbeda dengan varian sebelumnya. 

Baca juga: Didatangi Perusahaan Asal Singapura, Batam Segera Miliki Premium Outlet

"Kami tidak melihat sesuatu yang baru atau berbeda dengan varian ini. Kita terus melihat lebih banyak penyakit ringan, tapi kemungkinan besar, hal ini bukan karena virusnya lebih ringan, tapi karena kekebalan kita jauh lebih kuat sekarang," seperti dilansir Liputan6.com.

Periode penularan varian FLiRT ini tetap sama dengan JN.1 dan varian Omicron sebelumnya, dengan kemungkinan gejala muncul sekitar lima hari setelah terpapar. 

Namun, penularan bisa terjadi dua hari sebelum gejala muncul dan beberapa hari setelah gejala mereda. Beberapa orang mungkin memiliki virus hidup yang terdeteksi hingga seminggu setelah gejalanya muncul.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews