Ratusan Koperasi di Batam Gulung Tikar

Ratusan Koperasi di Batam Gulung Tikar

Ilustrasi

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Memburuknya kondisi ekonomi Batam berdampak kepada koperasi. Ratusan koperasi di Batam tutup.

Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopinda) Batam Safrudin Andi Bola mengatakan, tutupnya koperasi itu tak lepas dari kondisi ekonomi saat ini.

"Dari seribu koperasi di Batam, ratusan koperasi sudah tidak aktif," ujarnya dalam rilis yang diterima redaksi batamnews.co.id, Selasa (11/7/2017).

Andi mengungkapkan, keadaan tersebut imbas dari pelemahan ekonomi Batam yang signifikan diantaranya akibat tutupnya perusahaan, bertambahnya PHK. 

"Hal itu jelas berdampak kepada sektor koperasi," ujar dia. Ia menambahkan, banyak dari rekanan koperasi adalah perusahaan yang sekarang sudah mati suri.

 

Kemudian karyawan perusahaan yang dulu menjadi anggota koperasi sekarang tidak ada lagi karena sudah di PHK. 

 

"Yang menggantungkan hidupnya di koperasi adalah masyarakat ekonomi lemah," tuturnya yang juga anggota Kadin Kepri.

Menurut Andi, pengurus Dekopinda juga heran, kenapa Hatanto Cs seakan tidak  peduli atas keluhan yang selama ini disampaikan berbagai kalangan. 

"Barangkali kalau pimpinan BP Batam sering turun ke lapangan, bisa melihat bagaimana sulitnya perekonomian sekarang. 

”Kan mengetahui keadaan Batam tidak cukup dengan berkantor saja di BP, tinggal di apartemen, atau bolak balik ke Jakarta," ujar Andi.

Koperasi adalah sektor riil yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Andi menyebutkan, perhatian BP selain kepada pelaku usaha besar dan investor juga diarahkan pada pelaku usaha kecil, menengah dan koperasi.

"Kita hanya menyaksikan setiap hari masalah UWTO terus, itu semua tidak berdampak pada perekonomian. UWTO itu hanya pada urusan pendapatan BP, bukan pada kesejehateraan rakyat," paparnya.

Selain itu, Andi memprotes sistem yang dibangun BP saat ini yang tidak berpihak pada pelaku UKM dan Koperasi. 

“Sekarang UKM dan koperasi tidak ada lagi kesempatan mendapatkan lahan karena UKM dan koperasi dananya terbatas, sekarang konsep yang bangun kapitalis,” ujar Andi.

Pimpinan BP harusnya belajar dari pimpinan terdahulu. Menurut Andi dulu UKM dan Koperasi diberi alokasi lahan untuk berusaha, sehingga lahan yang diperoleh UKM dan Koperasi bisa dijadikan jaminan di bank untuk mendapatkan modal usaha. 

“Kalau sekarang jangan harap, orientasinya sudah beda,” tambah Andi.

Atas berbagai kondisi tersebut, maka Andi menilai pimpinan BP tidak paham persoalan Batam, sehingga sangat layak mereka kembali ke Jakarta dan menyerahkan pengunduran diri secara sukarela.

(yes)

 

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews