Ambyar! Pasar Ponsel di Asia Tenggara Anjlok 7 Persen, Inflasi Jadi Pemicu

Ambyar! Pasar Ponsel di Asia Tenggara Anjlok 7 Persen, Inflasi Jadi Pemicu

Pusat perdagangan ponsel Lucky Plaza di Nagoya Batam tutup saat PPKM darurat. (Foto: dok. Batamnews)

Jakarta - Pasar ponsel di kawasan Asia Tenggara anjlok sebesar 7 persen pada kuartal II-2022. Penurunan tercatat menjadi 24,5 juta unit.

Anjloknya pasar ponsel ini dipicu berbagai persoalan. Salah satunya adalah lonjakan inflasi yang terjadi di berbagai negara.

"Kepercayaan konsumen telah sangat terpukul oleh inflasi yang meningkat dan vendor berjuang untuk menjaga perangkat tetap terjangkau di pasar yang sensitif pada harga," kata Canalys dalam laporan terbarunya, dikutip dari CNBC Indonesia, Sabtu (20/8/2022).

"Lima pasar terbesar di kawasan terhenti pada kuartal ini sebagai akibat dari industri yang mengalami hambatan ekonomi makro yang signifikan dan tekanan karena permintaan konsumen lokal".

Beberapa negara mengalami pertumbuhan tipis dan bahkan ada yang anjlok secara drastis selama periode ini. Misalnya Indonesia dan Malaysia yang bertumbuh 6% serta 2%, dan Fillipina 4%.

Sedangkan Thailand mengalami penurunan 14% kuartal ke kuartal. Vietnam ambles 20% setelah meningkatnya ketidakpastian konsumen.

Samsung menjadi peringkat pertama di beberapa pasar Asia Tenggara, yakni Indonesia (20%), Thailand (26%), dan Vietnam (41%). Xiaomi menguasai pasar Malaysia sebesar 30% dan Realme sebanyak 20% di Fillipina.

Secara keseluruhan, Samsung masih terdepan di Asia Tenggara meskipun mengalami penurunan kuartal I 2022 19%. Ini terjadi akibat permintaan yang lebih rendah dari seri A kelas menengah ke atas.

Oppo berada di urutan kedua dengan pangsa pasar 18%, berkat bantuan seri A16 yang menjadi model terlaris Asia tenggara. Sementara itu posisi tiga dipegang Xiaomi dengan mengirimkan 4 juta unit dalam periode yang sama.

Vivo mengirimkan 3,2 juta unit dan berada di urutan keempat. Perusahaan telah merilis sejumlah perangkat baru seperti T1 dan seri Y01 di pasar tertentu Asia Tenggara.

Sedangkan Realme melakukan penyegaran pada seri GT di Q2. Pengiriman ponselnya 2,6 juta unit dan melengkapi 5 besar kawasan Asia Tenggara.

Canalys juga mencatat ponsel dengan harga menegah-atas terpukul. Penyebabnya konsumen mulai melakukan pengurangan pembelian teknologi konsumen karena meningkatnya biaya rekreasi dan kebutuhan sehari-hari saat Asia Tenggara mulai dibuka.

"Apple terus bertahan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan konsekuensi terbatas dari kenaikan inflasi pada basis pelanggannya yang kaya. Dengan peluncuran seri SE yang tepat waktu dan popularitas seri iPhone 13, Apple mempertahankan dominasi segmen harga premium," tulis Canalys.
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews