Mengenal Senjata Mematikan Bom Termobarik Milik Rusia yang Dibawa ke Ukraina

Mengenal Senjata Mematikan Bom Termobarik Milik Rusia yang Dibawa ke Ukraina

Ilustrasi/net.

Jakarta, Batamnews - Konflik antara Rusia dengan Ukraina semakin memanas. Rusia bahkan disebut menggunakan bom vakum atau bom termobarik untuk menyerang sebagian wilayah Ukraina.

Hal itu dilaporkan pemerintah Ukraina kepada Amerika Serikat (AS).

Belum ada konfirmasi resmi senjata termobarik akan atau telah digunakan dalam konflik di Ukraina. CNN melaporkan salah satu jurnalisnya melihat peluncur roket ganda TOS-1 termobarik di dekat perbatasan Ukraina pada Sabtu (26/2/2022) sore.

Bom vakum atau senjata termobarik bekerja dengan menyedot oksigen sekitarnya untuk menghasilkan ledakan suhu tinggi. Bom vakum bisa berbentuk beberapa ukuran, mulai dari granat berpeluncur roket untuk pertempuran jarak dekat, hingga versi besar yang dapat diluncurkan dari jet tempur.

Baca juga: Lima Alasan Joe Biden Tak Kirim Militer AS Lawan Rusia di Ukraina

AS menggunakan bom termobarik saat Perang Vietnam 2 pada 1955. Sedangkan Uni Soviet menggunakan senjata tersebut selama perang di Afghanistan pada 1979.

Daya ledak bom termobarik sangat dahsyat yaitu menghasilkan awan plasma yang mencapai suhu antara 2.500-3000 Celcius, dan menciptakan ledakan suhu tinggi yang lebih lama dari bom biasanya.

Selain ledakan dari bom vakum ini sangat berbahaya, bom ini juga mengeluarkan zat berbahaya etilen oksida.

Etilen oksida adalah gas yang digunakan sebagai bahan sterilisasi yang memiliki senyawa sangat beracun jika mengenai tubuh manusia. Korban yang terpapar zat ini bisa mengalami kulit terbakar serta mengalami gangguan pada paru-paru dan pencernaan.

Dugaan penggunaan amunisi termobarik oleh Rusia disebut menggunakan peluncur roket sekali pakai RPO-A Shmel dan roket termobarik untuk keluarga senjata RPG-7, menurut laporan JMVH.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews