Mengubah Pola Diet Bisa Menambah Umur 13 Tahun Lebih Panjang

Mengubah Pola Diet Bisa Menambah Umur 13 Tahun Lebih Panjang

Ilustrasi sayur dan buah. Shutterstock/Aleksandra Zaitseva

Batam, Batamnews - Mengubah apa yang Anda makan akan memperpanjang umur Anda sampai 13 tahun, khususnya jika Anda memulainya saat Anda masih muda, menurut sebuah penelitian yang baru diterbitkan.

Penelitian ini menciptakan sebuah model terkait harapan hidup jika mereka mengganti "tipikal pola makan Barat" yang fokus pada daging merah dan makanan olahan dengan "pola makan optimal" yang mengurangi konsumsi daging merah dan olahan dan memperbanyak buah dan sayur, palawija atau polong, gandum, dan kacang-kacangan.

Baca juga: Demam Nggak Termasuk, Ini 5 Gejala Omicron Paling Banyak Dikeluhkan

Jika seorang perempuan mulai makan secara optimal pada usia 20, dia bisa meningkatkan harapan hidupnya hanya sampai 10 tahun, menurut penelitian yang diterbitkan Selasa dalam jurnal PLOS Medicine. Seorang pria yang mengonsumsi makanan yang lebih sehat dari usia 20 bisa memperpanjang umurnya sampai 13 tahun.

Penelitian ini juga menyatakan, fokus pada pola makan yang lebih sehat juga bisa memperpanjang usia orang dewasa yang lebih tua. Memulai pada usia 60, seorang perempuan masih bisa meningkatkan harapan hidupnya sampai delapan tahun. Pria yang mulai pola makan sehat pada usia 60 bisa memperpanjang umurnya sampai sembilan tahun.

Baca juga: 7 Cara Alami dan Tidak Menyakitkan untuk Mengecilkan Payudara

Penelitian juga menyebutkan, pola makan berbasis tumbuhan (plant-based) bermanfaat bagi orang yang berusia 80 tahun: Pria dan wanita bisa memperpanjang usianya sekitar 3,5 tahun karena perubahan pola makan.

"Pendapat bahwa memperbaiki kualitas pola makan akan mengurangi risiko penyakit kronis dan kematian dini telah lama diketahui, dan alasannya semakin sedikit penyakit kronis dan kematian dini berarti lebih besar harapan hidupnya," jelas Dr David Katz, seorang spesialis nutrisi yang terlibat dalam penelitian, dikutip dari CNN, Kamis (10/2/2022).

Katz, presiden dan pendiri organisasi nirlaba True Health Initiative ini juga telah menerbitkan penelitian tentang bagaimana memanfaatkan makanan sebagai obat pencegahan.

Baca juga: Omicron Renggut Nyawa Setengah Juta Orang di Dunia

Untuk mencontohkan dampak masa depan perubahan pola makan seseorang, peneliti dari Norwegia menggunakan analisis meta dan data dari penelitian Global Burden of Disease, sebuah database yang menelusuri 286 penyebab kematian, 369 penyakit dan cidera, dan 87 faktor risiko di 204 negara dan kawasan di seluruh dunia.

Sebagian besar yang mencapai umur panjang ditemukan memakan lebih banyak polong-polongan seperti kapri, gandum utuh, dan kacang-kacangan seperti walnut, almond, pistachio, dan lainnya.

Kacang-kacangan, biji-bijian, polong-polongan, dan gandum utuh tidak hanya mengandung protein. Mereka juga mengandung lemak baik, vitamin, mineral, dan antioksidan "phytochemichals" yang dikaitkan dengan manfaat mengurangi risiko penyakit kronis.

 

Perbanyak protein nabati

Mengurangi konsumsi daging merah dan daging olahan seperti bacon, sosis, dan lainnya juga dikaitkan dengan harapan hidup yang lebih panjang. Itu masuk akal: Daging merah dan olahan telah dikaitkan dengan penyakit jantung koroner dan usus.

"Ada bukti nyata daging olahan bisa menyebabkan kanker usus sehingga WHO mengkategorikannya sebagai karsinogenik sejak 2015," jelas ahli epidemiologi Universitas Oxford, Tim Key.

Menurut para ahli, mengganti daging merah dan daging olahan dengan unggas, ikan, dan protein nabati salah satu cara memperbaiki pola makan dengan cepat.

Protein nabati termasuk kedelai, tahu, tempe, kacang-kacangan, biji-bijian, dan gandum. Beberapa sayur seperti brokoli juga mengandung protein yang lebih tinggi.

Penelitian 2020 yang menelusuri lebih dari 37.000 orang Amerika paruh baya menemukan mereka yang makan lebih banyak protein nabati 27 persen lebih kecil kemungkinannya mati karena berbagai sebab dan 29 persen lebih kecil kemungkinannya mati karena penyakit jantung koroner daripada mereka yang mengonsumsi sedikit protein nabati.

Salah satu cara menambah lebih banyak unsur nabati dalam pola makan Anda dan mengonsumsi lebih sedikit daging merah adalah dengan diet Mediterania, menurut US News & World Report.

Cara mudah untuk melakukan pola diet Mediterania adalah memasak satu makanan setiap pekan yang bahannya kacang-kacangan, gandum utuh, dan sayur, menggunakan berbagai rempah dan bumbu untuk membangkitkan selera.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews