RI Mau Bikin Pabrik Vaksin, Luhut Curi Teknologi Pfizer

RI Mau Bikin Pabrik Vaksin, Luhut Curi Teknologi Pfizer

Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: ist)

Jakarta, Batamnews - Indonesia bakal punya pabrik vaksin sendiri tahun depan, letaknya ada di Pulogadung, Jakarta Timur. Baru kemarin, pabrik ini dikunjungi oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut bercerita, produksi vaksin yang dilakukan di Pulogadung ini menggunakan teknologi mirip dengan vaksin Pfizer. Dia mengatakan pabrik ini berhasil mencuri teknologi yang dilakukan Pfizer.

"Kemarin saya kunjungi satu calon pabrik vaksin sekarang berdiri di Pulogadung. Itu teknologi baru mRNA yang dibikin Pfizer, kita curi teknologi itu dengan kerja sama dengan pihak lain," ungkap Luhut dalam sambutan di acara Gernas BBI Aceh, Rabu (8/9/2021).

Adapun pabrik yang dimaksud Luhut adalah pabrik PT Etana Biotechnologies Indonesia di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur. Etana akan memproduksi vaksin COVID-19 dengan teknologi mRNA yang bekerja sama dengan perusahaan Walvax dari China.

Luhut mengatakan Etana sudah siap memproduksi vaksin, bahkan menurutnya kesiapan produksi vaksin di pabrik Etana sudah diacungi jempol oleh Ketua BPOM Penny Lukito.

Dia mengatakan rencananya, vaksin ini bakal diproduksi mulai Juni-Juli tahun depan. Produksi awal mencapai 30 juta dosis dan meningkat jadi 70 juta dosis.

"Jadi proses jalan sekarang, dia mulai refilling bulan 12, kalau dapat emergency use authority. Lalu produksi di tahun 2022 Juni atau Juli, 30 juta tahap pertama dan jadi 70 juta kemudian," papar Luhut.

 

Menurut Luhut, pabrik ini adalah bukti keberpihakan pada produk dalam negeri. Kalau bisa diproduksi sendiri, menurutnya buat apa diimpor.

Kalau terus-terusan impor yang ada hanya kecanduan dan kesulitan saat negara importirnya mengalami masalah. Hal ini dirasakannya saat pasokan parasetamol dari India berkurang saat negara tersebut mengalami lonjakan kasus COVID-19.

"Kalau bisa buat sendiri ngapain impor? Saya alami kemarin bapak ibu sekalian begitu India lockdown kita nggak punya parasetamol. Padahal ini obat dasar, jadi kecanduan impor ini tidak bagus," ungkap Luhut.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews