MUI Ajak Umat Muslim Boikot Produk Prancis

MUI Ajak Umat Muslim Boikot Produk Prancis

Seorang pembelanja berjalan melewati produk Prancis yang disegel di balik penutup plastik di rak di supermarket di ibu kota Yordania, Amman, selama boikot produk Prancis pada 26 Oktober 2020 (Foto:ist/net)

Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron jadi sorotan dunia karena dinilai melecehkan agama Islam. Kecaman pun mengalir dari umat muslim di dunia yang salah satunya menyerukan pemboikotan produk-produk asal Prancis.

Hal itu yang juga jadi pandangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang pemboikotan produk Prancis. Wakil Sekjen MUI, Zaitun Rasmin mengatakan, muslim harus menunjukkan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW.

"Sesungguhnya untuk kaum muslimin ini yang terpenting bagaimana benar-benar menunjukkan kecintaan terhadap Rasulullah SAW dan salah satu ekspresinya adalah pembelaan terhadap beliau ketika dilecehkan, ketika dinistakan," ujar Zaitun dalam Kabar Petang tvOne seperti dilansir dari viva, Kamis (29/10/2020).

Menurut dia, seruan boikot produk Prancis sudah disuarakan sejumlah ormas Islam di Tanah Air. Dengan pemboikotan ini diharapkan jadi efek jera bagi Prancis dan bagi negara-negara lain yang terus melakukan pelecehan dan penistaan terhadap Nabi Muhammad.

"Maka memboikot adalah salah satu yang bisa dilakukan kaum muslimin. Dan, mudah-mudahan ini bisa memberikan efek jera kepada Prancis dan negara atau pihak-pihak lain yang tidak henti-hentinya melakukan pelecehan, penistaan terhadap nabi SAW," jelasnya.

Zaitun menekankan pernyataan Macron yang menyebut Islam dalam krisis justru akan jadi bumerang. Pun, ia heran dengan sikap Presiden berusia 42 tahun itu justru yang membela pihak yang sengaja melecehkan Nabi Muhammad dengan alasan kebebasan berekspresi.

 

Gelombang protes dan kecaman yang terus meningkat disampaikan sejumlah negara Islam yang ditujukan terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron. Kondisi itu dipicu pernyataan Macron yang menghina Islam karena membela pihak pembuat kartun Nabi Muhammad.

Dikutip dari The Guardian, Rabu (28/10/2020), gelombang protes terlihat dengan pandangan surat kabar di Iran menggambarkan Macron sebagai Setan Paris. Sementara itu, di Ibu Kota Bangladesh, Dhaka, Macron disebut sebagai sebagai pemimpin yang menyembah Setan.

Pun, di Baghdad, Ibu Kota Irak, warga proses dengan membakar patung Emmanuel Macron dengan bendera Prancis. Selain itu, juga terdapat seruan boikot produk Prancis di berbagai negara lain.

Ketegangan itu sudah muncul sejak September 2020 karena dipicu majalah Charlie Hebdo menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad pada malam persidangan 14 orang yang dituduh terlibat dalam serangan teroris ke kantor penerbitan pada 2015.

Charlie Hebdo Bahkan lebih lanjut membuat ketegangan dengan Turki. Mereka menempatkan kartun ejekan terhadap presidennya Recep Tayyip Erdogan di halaman depan edisi yang diterbitkan secara online.

"Kami mengutuk upaya paling menjijikkan dari publikasi ini untuk menyebarkan rasisme dan kebencian budayanya," kata Juru Bicara Presiden Turki, Fahrettin Altun.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews