Awas! Virus Corona Menular Antarmanusia

Awas! Virus Corona Menular Antarmanusia

Penanganan pasien yang terpapar virus Corona di Rumah Sakit Jinyintan. (Foto: EPA via BBC)

Beijing - Virus Corona mematikan menggegerkan dunia pada awal 2020. Sejumlah orang di berbagai wilayah Republik Rakyat China sudah terpapar virus ini.

Terkini, Pemerintah China memastikan virus misterius mematikan, corona, yang sejauh ini telah menjangkiti lebih dari 200 orang di empat negara dapat tertular dari manusia ke manusia.

Kepastian ini muncul di tengah persiapan antisipasi di bandara-bandara di seluruh dunia untuk memasang alat pengukur suhu badan di ketika ratusan juta warga China melakukan perjalanan di dalam dan luar negeri untuk libur Imlek.

BBC melaporkan, sedikitnya 14 petugas medis di China yang merawat para pasien virus corona, dipastikan tertular.

Tiga orang orang meninggal. Sementara Jepang, Thailand dan Korea Selatan melaporkan adanya kasus orang yang tertular.

Komisi Kesehatan Nasional China memastikan mereka akan meningkatkan pengawasan selama liburan Imlek.

Jumlah orang yang tertular virus misterius di China meningkat tiga kali lipat dengan penyebaran virus ke kota-kota besar lain termasuk Beijing, Shangai dan Shenzen.

Para petugas kesehatan memastikan virus yang terjadi di Wuhan pada Desember lalu sebagai virus corona. Mereka mengatakan wabah ini adalah penyakit pernafasan menular. Tetapi sebagian besar faktanya masih misterius.

Wabah ini diduga berasal dari pasar, namun para pejabat dan ilmuwan masih belum dapat memastikan bagaimana virus ini menyebar.

Virus yang terjadi ini mengingatkan orang pada virus Sars - yang juga berasal dari virus corona- yang menewaskan 774 orang pada awal tahun 2000 di puluhan negara, sebagian besar di Asia.

Di tengah ini semua, pemerintah China tetap meyakinkan masyarakat bahwa virus itu "masih dapat dicegah dan dikendalikan."

Para pakar di Inggris mengatakan kepada BBC, jumlah orang yang tertular bisa jauh lebih besar dari data resmi dan dapat mencapai sekitar 1.700.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan lonjakan kasus baru virus ini disebabkan "meningkatnya pencarian dan pengujian".

(*)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews