Mengenang Kisah Pilu Tenggelamnya Dumai Express 10

Mengenang Kisah Pilu Tenggelamnya Dumai Express 10

Kapal Dumai Express 10 yang tenggelam di perairan Karimun, 10 tahun lalu. (Foto: Ilustrasi/Liputan6.com)

Batam - Minggu 22 November 2009, menjadi hari yang mengerikan bagi para penumpang Kapal Ferry Dumai Express 10. Kapal yang berangkat dari Sekupang, Batam menuju Dumai ini tenggelam.

Dikutip dari berbagai sumber, kapal nahas tesebut pecah menjadi dua setelah dihantam gelombang tinggi di Perairan Iyu Kecil atau Takong Hiu, sekitar 8 mil dari Pelabuhan Tanjungbalai Karimun.

Danlanal Tanjungbalai Karimun, Letkol Laut (P) Edwin mengatakan, berdasarkan manifest jumlah penumpang yang ada di dalam Kapal Ferry Dumai Expres 10 sebanyak 213 orang.

Namun, berdasarkan keterangan dari nakhoda kapal, Johan Hutajulu yang selamat menyebutkan sebanyak 255 orang ditambah dengan 14 orang kru kapal.

"Pengakuan nakhoda kapal yang selamat menyebutkan, pada saat kapal pecah dihantam ombak terjadi sekitar pukul 09.28 WIB. Dan, tenggelam pukul 10.00 WIB. Jadi, lebih kurang setengah jam kapal tenggelam," ujarnya.

Seorang penumpang kapal, Boru Tampubolon ketika itu menuturkan, saat peristiwa tersebut, dirinya duduk pada bagian bawah atau palka kapal. Saat itu, kapal tiba-tiba oleng setelah dihantam gelombang.

Akibatnya, penumpang yang semula duduk tenang di dalam kapal, menjadi panik. Mereka langsung berdiri. Bahkan ada yang menangis, berteriak dan mengucapkan kalimat mengucapkan pujian kepada Allah.

"Sebelum kapal pecah, terlebih dulu dilambung ombak dan akhirnya pecah pada bagian depan kapal dan air langsung masuk," ujarnya yang masih terlihat trauma.

Melihat kejadian ini, dia berusaha menyelamatkan diri dengan mengambil jaket pelampung dan memegangnya. Begitu juga dengan penumpang yang lain terlihat panik semuanya. Apalagi dengan hitungan menit air masuk ke dalam kapal pada bagian depan. Melihat itu, penumpang yang berada di bagian depan kapal langsung berlarian ke belakang.

Sebagian di antara mereka ada yang mengambil barang-barang dan life jacket yang berada di bawah kursi dan bagian plafon kapal. Akibatnya, kapal menjadi bertambah oleng.

Penumpang lainnya mengatakan, sebelum kapal tenggelam, ABK kapal sempat menurunkan tiga buah sekoci untuk mengevakuasi penumpang.

"Setelah dihantam gelombang, ada sekitar 15 menit, kapal mengapung sebelum akhirnya tenggelam ke dasar laut," ujarnya.

Usai dihantam ombak, Nahkoda kapal sempat meminta bantuan kepada petugas Pelabuhan Tanjungbalai Karimun dan memberitahu posisi mereka. Mereka dilaporkan berada kurang satu 1 mil menjelang Takong Hiu.

Mendapat informasi ini, petugas pelabuhan langsung meluncur ke lokasi kapal karam. Kapal yang pertama diberangkatkan adalah kapal Ocean Indoma disusul kapal Baruna. Ketika itu, kedua kapal ini sedang merapat di ponton.

"Kami langsung perintah kapal yang ada untuk berangkat dan memberikan bantuan," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Karimun, Cendra.

Senin 23 November 2009, perusahaan pelayaran Dumai Express menghentikan kegiatan pelayaran rute domestik untuk semua jurusan setelah insiden tenggelamnya kapal Dumai Expres 10.

"Terhitung mulai hari ini sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan, kami menghentikan sementara kegiatan pelayaran," ujar Kepala Operasional Pelabuhan Dumai Express, Jailani, di Dumai, Riau, Senin 23 November 2009.

Menurut dia, penghentian kegiatan operasional Dumai Express itu juga terkait dengan meninggalnya pemilik perusahaan pelayaran itu Hendratno alias Sugiono alias Baheng (53) yang ikut menjadi korban dalam peristiwa itu.

Para calon penumpang yang telah membeli tiket kapal tersebut untuk jadwal keberangkatan beberapa pekan ke depan akan dikembalikan sesuai dengan jumlah uang yang telah dibayarkan.

Perusahaan pelayaran kapal penumpang dengan rute antarpulau antarprovinsi itu telah beroperasi sejak tahun 1990-an yang pada awalnya melayani pelayaran Dumai-Bengkalis-Batam dan sebaliknya.

Namun kini selain rute tersebut, Dumai Express juga melayani rute pelayaran lain yang singgah disetiap pulau yang dilewatinya di Kepulauan Riau yakni Dumai-Bengkalis-Selat Panjang-Tanjung Balai Karimun-Batam-Tanjung Pinang.

"Setiap harinya ada dua kapal yang berangkat dari Dumai, satu dari Batam dan satu dari Tanjung Pinang untuk melayani masyarakat yang berpergian ke daerah tujuan," jelasnya.

Pelayaran rute-rute domestik Riau dan Kepulauan Riau itu dilakukan dengan menggunakan 11 armada kapal laut yang dinyatakan laik jalan oleh pejabat Departemen Perhubungan atau Syahbandar setempat.

Kesebelas kapal semunya bernama Dumai Express dengan nomor 01, 3, 5, 8, 9, 10, 12, 15, 16, 18, dan 19 dengan kapasitas muatan berkisar antara 160 kursi hingga 270 kursi.

"Namun pada Minggu kemarin musibah menimpa dua kapal kami yakni Dumai Express 15, namun penumpang dinyatakan selamat. Sedangkan Dumai Express 10 memakan korban jiwa termasuk pemiliknya," ujar Jailani.

Data dari Posko Evakuasi di Tanjung Balai Karimun menyebutkan jumlah penumpang yang selamat dari tenggelamnya Dumai Express 10 sebanyak 255 orang, korban yang meninggal 27 orang dan 22 orang masih hilang.

Sementara, bangkai kapal Fery Dumai Express yang tengelam di perairan Tanjung Balai Karimun, Riau, akhirnya ditemukan pada Kamis (3/12/2009). Kapal itu ditemukan oleh KRI Pulau Romang 723, di titik koordinat 01.12.40 utara dan 103.21.02 timur, pada kedalaman 38,9 meter.

"Pukul 16.00 WIB tadi sore ditemukan. Kapal berada di kedalaman 38,9 meter," kata Kadispenal Laksma TNI Iskandar Sitompul dilansir Okezone.

Lokasi itu juga sudah bergeser sekitar dua kilometer dari kejadian awal. Dalam penyelaman, Tim SAR juga menemukan serpihan kapal fiberglass dengan tempelan rambut yang diduga milik korban yang masih terjebak dalam kapal.

(*)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews