Jangan Telan Mentah-mentah Nasihat Jack Ma

Jangan Telan Mentah-mentah Nasihat Jack Ma

Jack Ma (Foto:ist/CNNIndonesia)

Jakarta - Nasihat yang dilontarkan Jack Ma ataupun para miliarder lainnya memang terdengar inspiratif dan memukau. Tapi tak semua harus ditelan mentah-mentah karena belum tentu benar.

Begitulah pendapat dari kolumnis Financial Times, Pilita Clark. Ia mencontohkan perkataan sang pendiri Alibaba pada event Davos belum lama ini yang ditujukan untuk kaum muda.

"Ketika kalian berumur 20 atau 30 tahun, kalian tak tahu apa yang kalian lakukan. Kalian punya banyak ide. Kalian pikir bisa melakukan segalanya. Tapi sebenarnya tidak," sebut Ma ketika itu.

Pilita menilai pernyataan itu salah. "Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, berusia 23 tahun ketika dia masuk dalam daftar miliarder Forbes," tulisnya seperti dilansir dari detikINET.

Tak cuma Zuckerberg, banyak sekali contoh sosok yang sukses besar di usia muda. Kritik lainnya dari Pilita adalah saran Ma soal apa yang sebaiknya dilakukan di rentang usia tertentu.

"Kalau kamu sudah 40 atau 50 tahun, saranku adalah kamu harus melakukan sesuatu yang sesuai keahlianmu. Saat sudah 50 sampai 60 tahun, latihlah dan kembangkan anak muda, generasi masa depan. Jika sudah 60 tahun, sebaiknya tinggal bersama cucumu," papar dia.

Pilita mengkritik omongan Ma tersebut. "Jack Ma adalah pria mengagumkan, tapi ini adalah omong kosong. Ide bahwa karir seseorang habis setelah usia 50 tahun adalah bodoh ketika orang saat ini perlu bekerja lebih lama dari sebelumnya," cetusnya.

Kembali ia memberi contoh banyak orang baru meraih sukses di usia lanjut. Sebut saja Harland Sanders yang melahirkan KFC saat sudah berumur 66 tahun.

Pilita menengarai bahwa beragam nasihat Jack Ma itu berasal dari pengalaman hidupnya sendiri. Apalagi dia memang akan pensiun tahun ini dari Alibaba di usia 55 tahun.

Meski nasihatnya tak harus ditelan mentah-mentah, patut diakui bahwa Ma adalah sosok luar biasa. Banyak kegagalan hidupnya, tapi dia tetap bertahan dan sukses besar.

"Pelajaran sesungguhnya yang perlu dipelajari darinya adalah keyakinan diri yang tak tergoyahkan. Orang lain mungkin sudah hancur. Dia gagal di segala hal, tapi semua itu tidak berarti," tandas Pilita.

"Keyakinan pada dirinya mengantarkannya menjadi orang terkaya China. Kenyataannya, mereka itu memang bisa mengajar kita banyak hal. Tapi lebih baik melihat apa yang mereka lakukan, jangan cuma mendengar apa yang mereka katakan," pungkasnya.

(*)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews