Minat Wisnus Berwisata Menurun, Bisnis Perhotelan Terancam

Minat Wisnus Berwisata Menurun, Bisnis Perhotelan Terancam

Aston Batam Hotel & Residence, Nagoya salah satu hotel di Kota Batam (Foto:booking)

Batam - Tingginya harga tiket terutama penerbangan berbiaya rendah serta adanya kebijakan bagasi berbayar sangat berpengaruh terhadap jumlah hunian hotel. Hal ini dikarenakan 50 persen penghuni hotel yang tersebar diseluruh Batam, Kepulauan Riau adalah wisatawan nusantara (Wisnus).

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restora Indonesia (PHRI) Kota Batam, Muhammad Mansyur mengatakan, dampak ini mulai dirasakan sejak awal kebijakan bagasi berbayar di umumkan dan harga tiket melonjak jauh. Walaupun dampaknya belum signifikan.

"Baru terasa beberapa hari ini. Dampaknya memang belum signifikan, tapi dilihat dari beberapa bookingan temen-temen kita di Asita dan travel agent, mereka sudah menyebutkan ada grup yang dibatalkan. Nah kalau mereka udah cancel, bookingan hotel juga cancel," ujarnya.

Potensi kerugian banyak yang harus mereka tanggung di bulan Februari karena bookingan mulai terjadi di bulan tersebut. Terutama dengan adanya momen Imlek dan valentine.

"Batam sendiri long weekend bisa prediksi tingkat huniannya, tapi kalau sekarang belum stabil. Jadi belum terlihat," tutur Mansyur.

Lanjut dia, banyaknya wisnus yang menginap tidak hanya yang sekedar mampir untuk melanjutkan perjalanan ke Singapura tetapi juga mereka yang tujuan perjalanannya untuk ke Batam.

"Wisnus ini kan tidak hanya yang datang mampir ke Batam buat ke Singapura, tetapi juga karena urusan, ada juga yang datang untuk seminar," ucapnya.

Ia mengaku, jika biaya untuk berkunjung ke Batam mahal, maka acara-acara besar seperti rakernas dan seminar nasional yang sebelumnya menjadi acara rutinan perhotelan di Batam akan menghilang. Masyarakat akan lebih melirik daerah lain dengan biaya lebih murah.

"Tahun lalu kitakan banyak seminar-seminar nasional di Batam. Bahkan federal motor kemarin ada yang mengadakan rakernas di Radison. Sekarang kalau di Batam aja udah mahal kalau gitu sekalian aja mereka bikin rakernas di Singapura atau lebih baik mereka adakan acara di daerah terdekat mereka," katanya.

Mansyur menilai, cara berfikir pemerintah, terhadap kunjungan wisman, tidak memperhitungkan penurunan minat wisnus untuk berwisata. "Kita sudah terbalik cara berfikirnya. Mengharapkan wisman untuk datang betul, tapi di Batam ini kan tidak hanya diisi oleh wisman tetapi juga wisnus," ujarnya.

Menurutnya, target pelaku usaha dibidang Pariwisata tidak hanya mengharapkan dari transaksi wisman tetapi juga menaikkan minat wisnus untuk berlibur dan berbelanja.

"Di Batam sendiri kan kita cenderung untuk hal demikian, kami ingin gaetnya Batam banyak digunakan untuk wisnus juga," katanya.

(das)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews