Misteri Potensi Bahaya Lion Air PK-LQP dan Tudingan ke Boeing

Misteri Potensi Bahaya Lion Air PK-LQP dan Tudingan ke Boeing

Lion Air PK-LQP (Paul Christian Gordon/Lion Air)

Jakarta - Tudingan terhadap Boeing muncul di tengah proses penyelidikan jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP. Benarkah pilot tidak diberi tahu soal potensi bahaya dari salah satu fitur di pesawat Boeing 737 MAX 8?

Pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh di perairan Karawang pada Senin (29/10/2018) dan menewaskan 189 orang di dalamnya. Saat ini pencarian korban telah dihentikan.

Beberapa waktu lalu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah mendapatkan beberapa temuan dari flight data recorder (FDR) pesawat tersebut. Salah satunya adalah kerusakan di sensor AOA atau angle of attack.

"AOA itu mengukur sudut pesawat terhadap aliran udara. Jadi kalau pesawatnya seperti ini (kondisi mendatar), ini nol, tapi kalau pesawatnya naik, nah itu AOA itu berapa derajat terhadap aliran udara akan terbaca," ucap Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di kantornya, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (7/11/2018).

Setelah itu, Boeing dan otoritas penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA), menerbitkan buletin keamanan untuk semua maskapai di dunia yang memakai pesawat Boeing 737 MAX 8. Dalam buletin bernomor TBC-19 tanggal 6 November 2018, Boeing menulis laporan berjudul 'Uncommanded Nose Down Stabilizer Trim Due to Erroneous Angle of Attack (AoA) During Manual Flight Only'.

 

Kondisi roda Lion Air PK-LQP (Pradita Utama/detikcom)

 

Kurang-lebih artinya adalah 'pergerakan tak diinginkan pada moncong pesawat yang turun akibat kacaunya pembacaan sensor angle of attack (AoA) pada mekanisme stabilizer trim saat terbang manual.

Angle of attack adalah sudut yang dibentuk dari naik-turunnya bodi (moncong) pesawat dengan arah gerak pesawat. Misalnya saat saat mendarat, pesawat membutuhkan angle of attack tinggi, hidung naik ke atas sembari menurunkan ketinggian.

Kini Boeing dituding telah menyembunyikan informasi penting itu sebelum kecelakaan terjadi. Seperti dilansir CNN, Rabu (14/11/2018), dugaan ini disampaikan oleh Wall Street Journal (WSJ). Wall Street Journal mengutip pakar keamanan yang terlibat di investigasi jatuhnya Lion Air PK-LQP. Pejabat madya Federal Aviation Administration (FAA) dan sejumlah pilot juga mengungkapkan hal yang sama.

Laporan itu mengungkap tentang automated stall-prevention system di Boeing 737 MAX 8 dan MAX 9 yang sebenarnya bertujuan untuk membantu awak pesawat terhindar dari kekeliruan mengangkat hidung pesawat terlalu tinggi. Namun, saat dalam kondisi tidak biasa, dapat mendorong pesawat secara tidak terduga dan sangat kuat sehingga awak pesawat tidak bisa menariknya kembali.

Situasi seperti itu disebut bisa mengakibatkan pesawat menukik dengan curam atau kecelakaan. Kondisi demikian disebut tetap bisa terjadi bahkan jika pilot menerbangkan pesawat secara manual.

Sejumlah pilot yang tergabung dalam Allied Pilot Association menyebut buletin yang diterbitkan Boeing dan FAA itu bukan penegasan prosedur, melainkan berisi informasi baru di mana mereka tidak pernah mengetahui hal itu sebelumnya.

"Mereka (Boeing) tidak memberi kami semua info yang kami butuhkan ketika kami menerbangkan pesawat," kata juru bicara Allied Pilot Association, Captain Dennis ,Tajer seperti dilansir CNN.

"Buletin ini bukan penegasan kembali, melainkan suatu pencerahan dan informasi baru," sambungnya.

 

Pemakaman korban Lion Air (Ari Saputra/detikcom)

 

Asosiasi tersebut mengatakan manual Boeing 737 MAX 8 tidak memberi tahu pilot bahwa ketika komputer pesawat mendeteksi pesawat berada dalam kondisi stall, sistem itu secara otomatis memicu respons seperti menurunkan hidung pesawat. Itu adalah informasi penting bagi pilot.

Boeing telah menanggapi laporan Wall Street Journal soal pesawat Boeing 737 MAX 8 ini. Boeing menjamin keamanan pesawatnya.

"Kami telah bekerja sama dengan tim penyelidik dan semua pihak berwenang yang terlibat. Kami yakin akan keamanan dari 737 MAX. Keamanan tetap menjadi prioritas utama kami dan merupakan nilai utama bagi semua orang di Boeing," demikian pernyataan Boeing.

Sementara itu, Managing Director Lion Air Captain Daniel Putut Kuncoro Adi telah memberi jawaban kepada CNN. "Kami mengumpulkan semua informasi dalam penyelidikan internal kami, kami bekerja dengan para ahli kami di departemen (operasi danteknik), tetapi kami tetap menghormati investigasi yang dilakukan KNKT dan kami menunggu laporan tersebut," ungkapnya.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews