Pemkab Bintan Kembali Gelar Festival Lampu Cangkok, Hadiah Capai Rp 37 Juta

Pemkab Bintan Kembali Gelar Festival Lampu Cangkok, Hadiah Capai Rp 37 Juta

Bupati Bintan, Apri Sujadi dan Ketua PKK Bintan, Deby Maryanti membuka Festival Lampu Cangkok tahun lalu bersama artis Indonesia. (Foto: Istimewa)

BATAMNEWS.CO,ID, Bintan -Pemkab Bintan kembali menggelar Festival Lampu Cangkok 2018 dalam menyemarakkan Bulan Suci Ramadan 1439 Hijiriah (H) di seluruh wilayah Kabupaten Bintan.

Festival yang telah menjadi agenda tahunan ini merupakan suatu perlombaan dalam menata dan menghias lingkungan sekitar rumah ibadah umat muslim dengan lampu pelita berbahan minyak tanah. Mulai dari lingkungan musolah, surau sampai masjid-masjid.

Lampu pelita yang akan digunakan oleh peserta merupakan hasil kreasi sendiri. Bisa dari bahan kaleng minuman, kaleng obat nyamuk atau cat, botol, bambu dan lainnya. 

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Bintan, Ronny Kartika mengatakan Festival Lampu Cangkok tersebut diselenggarakan berdasarkan Surat Bupati Bintan Nomor : 430/DPMD/455, tanggal 17 Mei 2018. Pesertanya berasal dari seluruh desa, kelurahan dan kecamatan se-Kabupaten Bintan.

"Pelaksanaan acara tersebut dimulai 2 Juni 2018 atau bertepatan pada 17 ramadhan 1439 H sampai dengan berakhirnya bulan suci ramadhan," ujarnya, Selasa (22/5/2018).

Ada 3 aspek yang diterapkan dalam sistem penilaian festival ini. Diantaranya Aspek Bangunan meliputi kekokohan bangunan, posisi letaknya yang tidak menggangu aktifitas pengguna jalan serta ketinggian menara dengan minimal 3,5 meter.

Berikutnya, Aspek Keamanan meliputi lebar konstruksi gerbang baik dari sisi kiri dan kanan jalan sekitar 5 meter dan kebersihan disekitar gerbang lampu serta ramah lingkungan. 

Lalu, Aspek Estetika ( pesan dan kesan yang disampaikan ) dimana bangunan gerbang lampu cangkok harus dibangun bernuansa islami, keindahan lampu cangkok, kerapian serta bahannya dan banyaknya lampu cangkok yang dipasang. 

"Jadi penilaiannya meliputi 3 aspek yaitu aspek bangunan, aspek keamanan serta aspek estetika," jelasnya.

*Menjaga dan Melestarikan Tradisi Melayu

Memasang dan mengidupkan lampu cangkok sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Melayu sejak dulu kala. Biasanya lampu pelita berbahan minyak tanah ini dipasang dan dihidupkan di sekitar rumah setiap perkampungan pada saat malam ke 21 bulan suci ramadan.

Demi menjaga dan melestarikan tradisi ini agar tetap bertahan di tanah Melayu, Bupati Bintan, Apri sujadi mengintruksikan instansinya menjadikan Festival Lampu Cangkok ini sebagai agenda tahunan di bulan suci ramadan.

"Festival ini suatu upaya kita menjaga tradisi yang sudah menjadi ciri khas masyarakat Melayu di bulan suci yang pernuh berkah ini," ujar Apri.

Agar festival ini berjalan meriah dan diikuti oleh seluruh masyarakat yang berada di Kabupaten Bintan. Dia menyediakan hadiah uang tunai sebesar Rp 37 juta kepada peserta yang berhasil memenangkannya. Angka ini lebih besar dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar Rp 26 juta.

Bagi peserta yang berhasil keluar sebagai juara 1 akan mendapatkan bantuan uang tunai sebesar Rp 10 juta. Kemudian bagi juara 2 mendapatkan bantuan uang Rp 7 juta dan juara ketiga akam membawa pulang uang tunai Rp 5 juta. Sisanya akan diberikan kepada juara harapan dan favorit dengan total masing-masing sebesar Rp 3 juta.

"Mari hidupkan kembali tradisi leluhur kita. Hidupkan lampu pelita disepanjang jalan menuju jalan-jalan desa , khususnya ke rumah ibadah seperti mushola, surau dan masjid-masjid," pintanya.

* Jadi Daya Tarik Baru Bagi Dunia Pariwisata Bintan

Festival Lampu Cangkok yang digelar Pemkab Bintan ini tidak hanya bentuk upaya dalam menjaga tradisi masyarakat Melayu dalam memeriahkan bulan suci ramadan saja. Tetapi festival lampu pelita hias berbahan minyak tanah ini juga akan menjadi daya tarik baru bagi dunia pariwisata di Kabupaten Bintan.

Lampu cangkok ini akan dibuat oleh masing-masing masyarakat desa, kelurahan maupun kecamatan. Hasil kreasi mereka inilah yang memiliki keunikan dan keindahaan tersendiri. Apalagi ditata ataupun disusun sedemikian rupa sehingga mampu menjadi daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

"Inilah bentuk objek wisata baru di Bintan. Festival ini akan membangkitkan nilai-nilai kultur budaya islami yang melekat pada masyarakat Melayu sehingga memiliki ciri khas tersendiri dari daerah lainnya," ujar Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bintan, Luki Zaiman Prawira.

Acara ini juga sebagai bentuk apresiasi masyarakat dalam menyambut hari kemenangan nanti. Semua komponen masyarakat dilibatkan dalam ajang tahunan ini mulai dari Ketua RT dan RW, pemuda-pemuda, remaja masjid hingga tokoh-tokoh masyarakat setempat.

Dengan melibatkan semua pihak, acara ini juga menjadi momentum mempererat tali silaturahmi. Sehingga saat usai melaksanakan ibadah shalat sunat tarawih mereka bisa menuangkan kreasinya dalam membuat dan membentuk lampu cangkok serta menata dan menyusunnya.

"Jadi festival ini telah menjadi objek wisata religi. Karena pelaksanaannya hanya dilakukan pada bulan puasa. Semoga objek wisata berkontribusi besar dalam menyumbangkan kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara," ucapnya.

(adv)

 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews