Kenaikan Harga Rokok Ikut Picu Inflasi di Batam

Kenaikan Harga Rokok Ikut Picu Inflasi di Batam

Ilustrasi rokok (Foto: Republika)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Angka inflasi Kepulauan Riau mencatatkan pada bulan Desember 2017 lebih tinggi dibanding rata-rata historinya tiga tahun terakhir. 

Berdasarkan data dari Bank Indonesia inflasi pada desember 2017 sebesar 0,73 % (mtm) atau 0,42 % (yoy), sementara pada bulan sebelumnya terjadi inflasi 0,10 % (mtm) atau 3,53 % (yoy).

Hal ini didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara. Dari kelompok inti didorong oleh sandal kulit dan sotong dan volatile food terutama disumbang cabai merah dan cabai rawit. 

Sehingga realisasi Kepri pada 2017 sebesar 4,02 % (yoy) lebih tinggi daripada inflasi nasional sebesar 3,61 %. 

"Kelompok inti mencatatkan inflasi 0,16 % (mtm). Kenaikan harga harga sendal kulit diperkirakan karena peningkatan permintaan menjelang perayaan natal dan tahun baru sedangkan peningkatan harga sotong diperkirakan akibat angin musim utara," ujar anggota Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepualauan Riau, Eko Waluyo Purwoko, Jumat (5/1/2018). 

Sedangkan untuk komoditas volatile food yang disumbangkan dari cabai merah dan cabai rawit  mencatatkan angka inflasi sebesar 13,61 % (mtm) untuk cabai merah dan untuk cabai rawit 32,03 % (mtm). Dan kenaikan tersebut dipenagruhi perayaan natal dan tahun baru. 

Namun diperkirakan pada bulan Januari ini, inflasi diperkirakan tetap terkendali. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya: angin musim utara yang masih berlangsung, sehingga menyebabkan pasokan ikan segar terganggu. 

Kemudian curah hujan yang tinggi diperkirakan juga akan mempengaruhi akan pasokan komoditas, lalu peningkatan cukai rokok oleh Pemerintah pusat akan menodorong peningkatan inflasi dan terakhir potensi peninjauan ulang/pencabutan Harga eceran tertinggi (HET). 

"Jika HET dicabut atau ditinjau ulang maka akan dapat mendorong peningkatan harga beberapa komoditas seperti beras dan minyak goreng," kata Eko. 

Maka upaya yang dilakukan dalam pengendalian inflasi yang diakibatkan dari faktor tersebut, TPID Kepri merekomendasikan untuk mendorong alternatif konsumsi ikan bagi masyarakat, menekan biaya pengangkutan daerah penghasil, pemetaan pulau yang berpotensi untuk dijadikan daerah pertanian, segeral merealisasikan pembentukan pasar induk, menyusun neraca barang komoditas untuk keakuratan data yang lebih baik, dan menyelenggarakan pelatihan teknik budidaya ikan dan demplot uji coba budidaya ikan air tawar. 

(snw)

 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews