Pembunuh Penjaga Masjid Agung Karimun Masih Berkeliaran

Pembunuh Penjaga Masjid Agung Karimun Masih Berkeliaran

Kasat Reskrim Polres Karimun AKP Lulik Febyantara. (foto: edo/batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Karimun - Pelaku penusukan Safari (40) penjaga Masjid Agung Karimun, pada Minggu 4 Juni 2017 silam, masih berkeliaran. Hingga kini Satrekrim Polres Karimun belum berhasil menangkap pelaku penusukan, yang diduga hendak mencuri kotak amal masjid. 

Pada waktu itu, Safari ditusuk menggunakan obeng di dalam masjid.

Kasat Reskrim Polres Karimun AKP Lulik Febyantara, mengakui bahwa kasus tersebut belum terungkap, polisi telah memeriksa 5 orang dan melakukan tes DNA, tapi hasilnya belum mengarah.

“Dari barang bukti, sebuah topi yang diduga milik pelaku, kita telah melakukan cek DNA ke Dokpol Mabes Polri, dari lima orang yang kita amankan, tidak ada DNA yang cocok,” ujar Lulik Febyantara.

Kendati demikian, Satreskrim Polres Karimun terus melakukan penyelidikan terhadap kasus pembuhan penjaga masjid tersebut. Lulik mengatakan pihaknya terus bekerja.

“Tapi bukan karena polisi tidak bekerja. Kita terus lakukan penyelidikan, dan nomor DNA pelaku kita sudah ada. Jika nanti ada yang dicurigai kita akan kirim lagi sample DNA ke Mabes untuk dicocokkan,” kata Kasat, Selasa (12/12/2017) saat dijumpai di Polres Karimun.

“Memang belum terungkap, tapi bukan tidak ada tindak lanjut,” tambahnya.

Kejadian pembunuhan tersebut terjadi pada minggu, 4 Juni 2017 lalu, dimana pelaku diduga hendak mencuri kotak amal Masjid Agung.

Berdasarkan keterangan abang kandung korban Hairozi, kejadian tersebut bermula saat dirinya bersama Safari sedang duduk di pos penjagaan Masjid Agung.

Safari saat itu mendapatkan telepon dari rekan kerjanya yang memergoki pelaku yang hendak mencuri kotak amal tersebut. Setelah itu, Safari bergegas ke dalam masjid.

"Saat itu, adik saya mendapatkan telpon dari Na'ar yang mengabari bahwa ada seseorang yang ingin mencuri kotak amal. Setelah telpon berakhir, kemudian Safari langsung berlari ke arah Masjid dan saya mengikutinya dari belakang," ujar Hairozi.

Sebelum sampai ke pintu masjid, ia mendengar teriakan adiknya dari dalam, yang berteriak maling.

Tidak lama setelah itu, saat menuju masjid, dirinya melihat ada seorang pria berpostur tidak terlalu tinggi dan menggunakan baju dan celana pendek berwarna hitam serta memakai topi hitam berlari keluar dari arah kanan masjid.

"Saya mendengar adik saya berteriak maling saat dia berada di depan pintu masuk samping kanan masjid. Dari kejauhan saya melihat ada seorang pria hendak berlari ke luar masjid," ujarnya.

Pada saat mencoba mengejar pria itu, tiba-tiba rekannya, Na'ar berteriak memanggil dan mengatakan bahwa Safari terluka. Mendengar hal itu, dirinya langsung berlari menuju lokasi adiknya berada dan melihat adiknya telah berlumuran darah.

“Saat saya mau mengejar orang itu, Na’ar memanggil saya mengatakan adik saya berdarah,” ucapnya.

Melihat adiknya mengeluarkan banyak darah dari perutnya, Hairozi dan rekannya langsung membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) HM Sani menggunakan sepeda motor. Sedangkan pelaku pencurian dan penikaman tersebut berhasil melarikan diri.

Sejak kejadian tersebut hingga saat ini, polisi belum bisa mengungkap kasus percobaan pencurian kotak amal yang membuat Safari meninggal dunia. 
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews