Rekernas Persekutuan Gereja di Batam Bahas Kepemilikan Tanah

Rekernas Persekutuan Gereja di Batam Bahas Kepemilikan Tanah

Gubernur Kepri Nurdin Basirun pada pembukaan Rakernas Pengurus Persekutuan Gereja di Batam. (Foto: pgi.or.id)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Rakernas Pengurus Persekutuan Gereja Indonesia di Batam, membahas dua soal yang dianggap penting, yaitu keadilan pertanahan (agraria) dan radikalisme.

"‎Keadilan agraria itu, utamanya menyangkut kepemilikan tanah. Banyak juga masyarakat yang selama ini tanahnya direbut pemilik modal atau bahkan pemerintah/negara."

"Kita harap gereja punya peranan menyelesaikan persoalan-persoalan itu," ujar perwakilan PGI DKI Jakarta, Pdt Manuel Raintung kepada wartawan pada penutupan Rakernas PGIW di Harmoni One, Kamis (15/6/2017).

Selain masalah tersebut, Manuel menuturkan, menyangkut lahan milik gereja atau masyarakat kristen, bantuan akan diberikan ke semua lingkup masyarakat diantaranya melalui pendampingan hukum ataupun dengan cara lain.

"Gereja juga harus punya peranan agar diterima masyarakat. Dan secara organisasi kita juga mau membenahi Rakernas ini ke depannya agar lebih proporsional lagi," ucap Manuel.

Sementara itu, ‎Sekretaris Eksekutif Bidang Keesaan dan Pembaruan Gereja PGI pusat, Pdt Sri Yuliana‎ menambahkan pemilihan tema Rakernas tahun inipun berdasarkan sidang MPL PGI di Salatiga beberapa waktu sebelumnya.

"Selama ini, kita sudah mendampingi beberapa gereja dan kelompok lain yang mungkin selama ini tidak mendapatkan hak mereka untuk beribadah. Ataupun karena masalah agraria‎. Contohnya yang dialami Gereja Yasmin dan HKBP Philadelphia," ujar Sri Yuliana.

Menurut Sri, meskipun keberadaan bangunan gereja tidak menyalahi aturan, namun akibat penolakan masyarakat sekitar maka kedua rumah ibadah itu disegel. "Kita melakukan advokasi terhadap korban-korban ketidakadilan ini. Bahkan setiap dua minggu sekali kita ikut serta beribadah dengan jemaatnya di depan istana kepresidenan," ujar Sri.

Melalui Rakernas, pihaknya sekaligus mensosialisasikan dua poin itu ke seluruh gereja di wilayah-wilayah, bahwa ketidakadilan agraria dan radikalisme adalah masalah kemanusian yang menjadi tanggungjawab bersama. "Bukan hanya pemerintah, namun juga tanggungjawab gereja," katanya.

Sekretaris Umum PGIW Kepri, Agripa Selly‎ menambahkan rakernas tahun ini menjadi yang teramai dari rakernas tahun-tahun sebelumnya. "Dari 28 PGIW hanya satu daerah yang absen. Jadi utusan 27 PGIW ditambah PGI Jakarta hadir semua. ‎Kami banyak terbantu dari Pemprov, panitia tidak menjalankan proposal satupun," katanya. ***

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews