Terbangkan Dua Pembom Supersonik, AS Dituduh Memicu Perang Nuklir

Terbangkan Dua Pembom Supersonik, AS Dituduh Memicu Perang Nuklir

BATAMNEWS.CO.ID, Pyongyang - Korea Utara (Korut) hari ini menuduh Amerika Serikat (AS) mendorong semenanjung Korea ke ambang perang nuklir.  Disebutkan,  sepasang pesawat pengebom AS terbang di atas wilayah Korut saat berlatih dengan angkatan udara Korea Selatan.

AS disebutkan telah mengerahkan dua pembom Lancer B-1B supersonik di tengah meningkatnya ketegangan karena usaha Korea Utara untuk mengejar program nuklir dan misilnya karena menentang sanksi dan tekanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dari Amerika Serikat.

Dua pesawat pembom itu terbang dua hari lalu. Angkatan udara AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pembom telah terbang dari Guam untuk melakukan latihan latihan dengan angkatan udara Korea Selatan dan Jepang.

Di hari yang sama,  Presiden AS Donald Trump mengatakan bersedia bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam keadaan yang sesuai, walaupun Pyongyang tetap melanjutkan uji coba nuklirnya.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Moon Sang Gyun, mengatakan latihan gabungan pada Senin (1/5/2017) itu dilakukan untuk mencegah provokasi oleh Korea Utara.

Ketegangan di semenanjung Korea telah meningkat selama berminggu-minggu, didorong oleh kekhawatiran bahwa Korut dapat melakukan uji coba nuklir untuk menghadapi tekanan  Amerika Serikat dan sekutu utama Pyongyang, China.

Tabloid China Times menuliskan dalam sebuah editorial Senin malam bahwa Amerika Serikat seharusnya tidak bergantung pada China untuk menekan Pyongyang agar menghentikan ambisi nuklirnya.

Dikatakan bahwa Korea Utara akan melakukan uji coba nuklir keenam sekitar 15 April untuk merayakan ulang tahun  pendiri Korea Utara, Kim Il Sung, atau pada tanggal 25 April bertepatan dengan peringatan 85 tahun berdirinya Tentara Rakyat Korea.

Korea Utara telah melakukan uji coba atau peluncuran rudal untuk menandai peristiwa penting di masa lalu. Selain itu, Korea Utara melakukan parade militer tahunan dan memamerkan rudalnya pada  15 April, kemudian dilanjutkan dengan latihan artileri besar-besaran selama sepuluh hari.

Korea Utara secara teknis masih berperang dengan Korea Selatan setelah konflik 1950-53. Perang ini berakhir dengan sebuah gencatan senjata, bukan sebuah perjanjian. Lalu Korut mengancam menghancurkan Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan.

Sebaliknya, dalam sebuah demonstrasi, Amerika Serikat telah mengirim kapal induk USS Carl Vinson, ke  semenanjung Korea untuk melakukan latihan dengan Korea Selatan dan Jepang.

AS juga menempatkan sistem pertahanan anti-rudal THAAD  di Korea Selatan, kendati pejabat AS mengatakan anti-rudal THAAD tidak akan beroperasi penuh selama beberapa bulan.

Presiden Korea Selatan Hwang Kyo Ahn meminta agar mewaspadai provokasi yang dilakukan tetangganya yang "miskin dan terisolasi" itu.

"Saya meminta kementerian luar negeri dan keamanan untuk lebih memperkuat kesiapan militer agar Korea Utara tidak salah menghitung ... dan mendorong aliansi dan kerjasama Korea-AS dari negara-negara tetangga seperti China untuk menekan  Korea Utara," kata Hwang, Selasa (2/5/2017)

Sehari sebelumnya, Trump mengatakan "merasa terhormat" untuk bertemu dengan pemimpin muda Korut. "Jika sesuai dengan saya untuk bertemu dengannya, saya akan benar-benar merasa terhormat untuk melakukannya," kata Trump kepada Bloomberg News.

Trump tidak mengatakan kondisi apa yang diperlukan agar pertemuan semacam itu terjadi atau kapan hal itu bisa terjadi. Namun, Gedung Putih memberi penegasan bahwa Korea Perlu memenuhi banyak hal sebelum terjadinya pertemuan.

Juru Bicara Gedung Putih Sean Spicer memastikan pertemuan tak akan terjadi dalam waktu dekat ini.***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews