Mengharukan, Saudara Kembar Yuyun Enggan Sekolah, Ibunya Berharap Bertemu di Mimpi

Mengharukan, Saudara Kembar Yuyun Enggan Sekolah, Ibunya Berharap Bertemu di Mimpi

Keluarga Yuyun di Padang Ulak Tanding, Bengkulu. (foto: ist/bbc.com)

BATAMNEWS.CO.ID, Bengkulu - Kematian secara tragis yang menimpa Yuyun, pelajar SMP di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu membuat keluarganya trauma berat.

Koordinator Divisi Pelayanan Cahaya Perempuan Womens Crisis Center (WCC) Bengkulu, sekaligus pendamping keluarga Yuyun, Desi Wahyuni, mengatakan, ibu korban kini tidur di tempat tidur putrinya berharap dapat bertemu Yuyun di dalam mimpi.

Sementara sang ayah langsung ke kuburan bila teringat pada Yuyun. Kesedihan mendalam juga dirasakan saudara kembar Yuyun. Lantaran terus mengingat adiknya, kakak Yuyun enggan datang ke sekolah tempat mereka sama-sama belajar.

"Keluarga korban sampai saat ini masih tertekan," kata Desi, Rabu (4/5/2016).

Beruntung dukungan dari masyarakat di sekitar rumah almarhumah Yuyun terus mengalir. Warga silih berganti datang memberi dukungan pada keluarga. "Semua aparat desa di sana juga terlibat membantu keluarga korban," terang Desi.

Sementara sampai hari ini, sambungnya, keluarga 14 pelaku belum ada yang datang ke rumah keluarga Yuyun untuk meminta maaf. Para pelaku tinggal satu desa dengan Yuyun. "Hubungan tersangka dan korban merupakan teman dan tetangga," kata Desi.

Desi menyampaikan, sosok Yuyun dalam kesehariannya memang taat beribadah. Selain itu dalam beberapa kesempatan Yuyun sempat mengikuti berbagai perlombaan baca Alquran. 'Yuyun orangnya mudah bergaul, cerdas, dan aktif di Risma,' kata Desi.

Secara ekonomi, jelas Desi, kondisi ekonomi keluarga korban dalam keadaan kurang mampu. Kondisi itu ditandai dengan rumah korban yang hanya terbuat dari papan, berlantaikan papan dengan memiliki ukuran rumah sekira 5,5 meter x 4 meter.

Di bagian dalam rumah korban tepatnya di bagian atap, tambah Desi, dibuat tangga dan skat pembatas untuk dijadikan kamar oleh keluarga korban.

'Ekonominya tidak mampu. Pekerjaan orangtuanya hanya seorang petani kopi,' pungkas Desi.

Yuyun ditemukan tewas di jurang di desanya pada 4 April 2016. Dua hari sebelumnya, ia diperkosa dan dibunuh oleh 14 orang. Sebelumnya 14 orang itu mabuk. Tujuh dari 14 pelaku adalah anak di bawah umur.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews