Mengenal Suku Darat di Pulau Rempang Batam yang Hanya Tersisa Hitungan Jari

Mengenal Suku Darat di Pulau Rempang Batam yang Hanya Tersisa Hitungan Jari

Suku Darat di Pulau Rempang Batam yang semakin punah. (Foto: Asrul/Batamnews)

Batam, Batamnews - Pulau Rempang Cate, yang terletak di Kecamatan Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), merupakan rumah bagi salah satu suku asli yang hampir punah karena hanya tersisa 10 Kepala Keluarga (KK) saja. Mereka adalah suku darat, yang keberadaannya sangat tersembunyi di dalam hutan yang sulit dijangkau.

Untuk dapat menemui mereka dan berbicara tentang kehidupan mereka, diperlukan beberapa pendekatan khusus yang meliputi langkah-langkah diplomatis, upaya pembauran dengan lingkungan sekitar, serta kesabaran ekstra dalam membangun hubungan dan memperoleh kepercayaan dari suku darat tersebut.

Atok Limat, salah satu anggota suku darat, mengungkapkan bahwa saat ini hanya ada sekitar 10 KK suku darat yang tersisa di pulau Rempang. Ia mengakui bahwa banyak anggota suku darat lainnya telah lenyap dan sulit untuk melacak mereka.

Baca juga: Sidang Praperadilan 30 Warga Rempang di PN Batam Dimulai, Kuasa Hukum Kecewa

"Atok sudah banyak yang tidak ingat lagi karena kami sering berpindah-pindah, cuma inilah yang atok ingat," katanya.

Nenek Fatimah, seorang anggota suku darat lainnya, menjelaskan bahwa suku mereka hidup dengan bercocok tanam dan berpindah-pindah di tengah hutan. Mereka menjaga hutan mereka dengan tekun dan menjadikannya warisan nenek moyang mereka.

"Kami menjaga hutan kami di sini. Itu adalah pesan dari nenek moyang kami," ujar Nenek Fatimah.

Dalam tradisi suku darat, jika ada anggota keluarga atau anggota suku yang meninggal, mereka akan meninggalkan daerah tersebut dan mencari tempat lain di pulau Rempang untuk berpindah.

Baca juga: Musim yang Ditunggu Warga Rempang Telah Tiba, Siap Panen Hasil Laut

"Jika ada yang meninggal, kami akan menguburkannya di sini, lalu kami akan pindah ke tempat lain," jelasnya

Namun demikian, informasi tentang rencana investasi dan relokasi di pulau Rempang akhirnya mencapai telinga mereka, membuat mereka memutuskan untuk bertahan dan tidak berpindah lagi.

"Nenek moyang kami berasal dari sini, jadi kami akan menjaga tempat ini, bahkan jika kami meninggal, tubuh kami akan tetap ada di sini," tambahnya dengan tegar.

Saat ini, meskipun hidup di darat dengan keterbatasan, suku darat ini tetap berpegang pada tradisi dan tata nilai mereka untuk menjaga pulau. Meskipun mereka biasanya melaut, mereka telah memilih untuk tetap di hutan sebagai tindakan pencegahan terhadap ancaman investasi yang membuat mereka selalu waspada.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews