Tren Batu Akik (1)

Batu Bacan Membuat Orang Luar Negeri Tercengang

Batu Bacan Membuat Orang Luar Negeri Tercengang

Batu Bacan Doko

Batam - Demam batu akik saat sedang melanda hampir semua kalangan di Indonesia. Jika dahulu pemakai batu akik hanya didominasi kalangan pria dewasa atau bahkan pria yang sudah tua, kini batu akik sudah jadi gaya hidup semua kalangan. Tak jarang anak muda dan kalangan ibu-ibu tidak lagi malu memakai perhiasan batu akik atau jenis batu permata di jari tangan. Cincin dengan batu akik telah menjadi tren dan gaya hidup, sehingga harga batu cincin semakin mahal karena semakin banyaknya peminat dari berbagai kalangan.
Di Batam, salah satu toko yang menjual batu akik adalah Toko All Star Permata Cantik di Komplek Windsor Square Blok A No 8-9 Nagoya Batam, milik Riki Aldo.
Batu akik andalan dan termahal milik Riki memang jenis Bacan Doko. Warnanya hijau dan merata dengan kebeningan yang merata juga. Batu akik yang dipasangi banderol Rp300 juta itu memang indah.
"Dulu batu Bacan ini tidak ada harganya. Bisa dibilang hanya Rp50 ribu saja. Bahkan harga tertingginya hanya Rp100 ribu. Tetapi sejak belakangan ini, harga pasaran Bacan Doko naik luar biasa,' sambung Riki Senin (22/12/2104).
Selain Bacan Doko, Riki juga punya koleksi batu seharga satu mobil. Yaitu jenis Safir. Harganya pun tembus Rp120 juta.
Toko milik Riki dikabarkan sudah banyak menjual batu akik dengan harga fantastis. Bahkan, ada kolektor dari Pulau Jawa yang khusus datang ke tokonya untuk membeli batu akik dari Aceh. Harganya Rp40 juta.
Selain batu akik jenis Bacan, Riki menyebutkan tren saat ini adalah Giok Aceh dan Lumut Sungai Dareh. Kedua jenis batu ini berwarna hijau seperti Giok. Namun, warna Lumut Sumut Dareh yang berasal dari Kabupaten Dharmasraya, Sumbar, lebih bening dan muda. Masing-masing punya keindahan tersendiri.
Kedua jenis batu akik ini harganya tidak bisa dibilang murah. Bahkan, jika kolektor dan penggemarnya sudah jatuh hati, ratusan juta rupiah pun dilayangkan.
Untuk Lumut Sungai Dareh, Riki punya beberapa koleksi. Ia sempat menyebutkan harga di kisaran Rp12 jutaan.
Batu ini naik daun setelah banyak kabar bahwa mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memakainya. Ia mendapat batu itu saat berkunjung ke Sumatera Barat. Bahkan, ada kabar SBY memberikan juga sebutir batu Sungai Dareh kepada Obama, Presiden Amerika. Sejak saat itu, nama batu akik Lumut Sungai Dareh melambung tinggi.
Batu Bacan Doko umumnya berwarna biru dan hijau. Tetapi ada juga yang berwarna lain seperti hitam dan kemerahan. Bacan Doko disebut juga batu hidup karena bisa berubah warna seiring waktu dan menjadi lebih jernih dan bening.
Batu jenis ini memang aslinya berasal dari Pulau Bacan di Maluku Utara. Dan Doko adalah nama desa tempat pertama kali ditemukannya batu ini.
Dari beberapa sumber yang dikutip oleh batamnews.com, batu Bacan sudah dikenal pada zaman kesultanan Maluku Utara, dengan bukti mahkota-mahkota yang dipakai oleh Kesultanan di Maluku Utara terdapat batu Bacan.
Pada 1960-an, saat kedatangan Presiden RI pertama, Soekarno, di Pulau Bacan (Kota Labuha), masyarakat memberikan cinderamata berupa batu Bacan kepada Presiden Soekarno.
Kelebihan batu Bacan berbeda dengan batu-batu permata lainnya dan warnanya bermacam-macam, yaitu hijau, kuning tua, kuning muda, hijau cincau sampai 3 jenis, merah, putih bening, putih susu, warna teh, keunguan, coklat, warna kembang ada 2 sampai 9 warna, hijau muda seperti warna permen.
Dari semua jenis batu bacan ini, cepat atau lambat batu akan proses berubah menjadi lebih indah sehingga batu bacan disebut batu hidup. Batu Bacan proses memiliki beberapa tahap proses perubahan.
Sebagai contoh Batu bacan proses awal warna dasar hitam, seiring dengan waktu mengalami proses perubahan warna yang hitam menjadi hijau, tetapi tidak semua bongkahan sekaligus 100 persen berubah warna menjadi hijau tapi bertahap. Ada yang hitam dan ada yang hijau.
Setelah perubahan warna menjadi hijau mengalami 3 proses tahapan lagi. Dari hijau menjadi proses pembersihan dan dari bersih menjadi proses bening. Sesudah bening mengalami proses lagi di dalamnya menjadi seperti air dan lama kelamaan di dalam batu Bacan tersebut seluruhnya menjadi seperti air.
Kalau mau proses perubahan warna menjadi cepat, maka bentuklah batu Bacan menjadi mata cincin atau mata kalung (bahan sudah diproses menjadi bahan jadi) dan langsung dipakai sebagai kalung dan cincin.
Ada batu Bacan juga yang hijau sangat muda (bukan warna hijau cincau dan warna biru) mengalami proses perubahan menjadi putih susu dan warna putih susu berubah menjadi proses akhir bening.
Proses perubahan warna batu Bacan itulah yang membuat orang luar negeri sangat tercengang dan sangat kagum. Sekitar tahun 1994 orang luar negeri sudah mulai tahu keunggulan batu Bacan, tetapi sayang orang Indonesia belum tahu kelebihan batu Bacan asal negeri sendiri.
Mulai tahun 2010 sampai sekarang barulah orang Indonesia tahu keunggulan batu Bacan.
Batu Bacan tidak bisa disamakan seperti batu lainnya di Indonesia. Tingkat kekerasan batu Bacan melebihi batu Giok atau 7,5 skala Mohs seperti batu Jamrud.
"Bacan Doko harganya bisa mencapai puluhan juta hingga ratusan juta per butir dan untuk bahan mentah yang sudah ada kristal per kilo harganya bisa Rp100 juta hingga Rp200 juta,' ujarnya. (is/al)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews