Gelombang Panas, Harga Daging Babi di China Naik Hampir 50 Persen

Gelombang Panas, Harga Daging Babi di China Naik Hampir 50 Persen

Ilustrasi

Jakarta, Batamnews - Harga daging babi di China melonjak drastis akibat kenaikan harga pakan yang dipicu hantaman gelombang panas belakangan ini.

Dilansir dari CNN Business, Kamis (14/7/2022), Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional negara itu mencatat harga daging babi melonjak 46 persen selama Maret hingga Juli 2022.

Observatorium Meteorologi Pusat menyebut suhu tinggi memang dapat berdampak buruk pada produksi jagung, kedelai, gandum, dan padang rumput di banyak provinsi utara, seperti Ningxia, Mongolia Dalam, dan Hebei.

Suhu tinggi itu membuat harga pangan di pasar domestik dan global naik. Hal itu pun berdampak pada industri pakan dan peternakan babi, karena bungkil kedelai, jagung, dan gandum adalah bahan utama pakan hewan tersebut.

Sejumlah produsen pakan utama termasuk New Hope Group, memperingatkan akan menaikkan harga pakan babi, unggas, dan ikan.

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China tengah mempertimbangkan untuk memanfaatkan cadangan daging babi strategis untuk menahan kenaikan harga yang cepat.

Lebih lanjut, gelombang panas juga datang saat inflasi harga konsumen mencapai level tertinggi dalam 23 bulan terakhir. Kenaikan inflasi ini terutama didorong oleh kenaikan harga pangan.

Adapun Indeks harga konsumen (IHK) di China meningkat 2,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year on year). Sedangkan jika dibandingkan bulan sebelumnya (month to month) IHK naik 2,1 persen. Ini merupakan yang tertinggi dalam dua tahun terakhir.

Menurut Administrasi Meteorologi Nasional sebanyak 84 kota di seluruh negeri mengeluarkan peringatan siaga merah yang berarti suhu diperkirakan akan mencapai lebih dari 40 derajat celsius pada Rabu (13/7/2022).


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews