Parlemen Uni Eropa Setujui Larangan Mobil Bensin dan Diesel pada 2035

Parlemen Uni Eropa Setujui Larangan Mobil Bensin dan Diesel pada 2035

Ilustrasi. (Foto: Auto2000)

Strasbourg - Anggota parlemen blok Uni Eropa (UE) memenangkan suara tipis untuk mendukung proposal Komisi Eropa (EC) mengenai larangan total kendaraan baru yang mengeluarkan karbon dioksida (CO2) pada tahun 2035.

EC tahun lalu meluncurkan rencana untuk menghentikan penjualan kendaraan yang menggunakan mesin pembakaran internal sebagai bagian dari target iklim untuk mengurangi polusi lebih dari setengahnya selama dekade ini dan 90 persen pada tahun 2035.

Langkah itu disahkan dengan dukungan 339 suara versus 249 tidak mendukung, sementara 24 anggota parlemen tidak hadir di Strasbourg dalam upaya untuk membatasi penjualan model kendaraan listrik bebas polusi. Demikian dilansir AFP, Kamis (9/6/2022).

Saat ini, mobil menyumbang 12 persen dari semua emisi CO2 di 27 anggota blok UE, sementara transportasi keseluruhan menyumbang sekitar seperempat.

Partai Rakyat Eropa (EPP) yang konservatif, kelompok anggota parlemen terbesar di Uni Eropa, berusaha untuk menolak proposal tersebut dan mengizinkan penjualan kendaraan hibrida untuk dilanjutkan.

Upaya mereka tipis, sementara upaya untuk memajukan tenggat waktu hingga 2030 juga gagal.

Konservatif juga tidak dapat mengejar amandemen untuk memperhitungkan jejak karbon yang terkait dengan produksi mobil yang berpotensi memungkinkan kredit pembuat mobil untuk bahan bakar sintetis, yang disebut e-fuel, dibuat dengan karbon dioksida dan hidrogen yang dihasilkan dari sumber terbarukan.

Setelah pemungutan suara, ketua komite lingkungan UE, Pascal Canfin, dalam tweet di Twitter-nya mengatakan, 100 persen mobil akan bebas polusi pada tahun 2035 dan sangat menyambut baik pemungutan suara tentang standar CO2 di @Europarl_EN.

Anggota Parlemen Hijau Jerman Michael Bloss juga memuji pemungutan suara sebagai langkah yang akan melindungi iklim dan pekerjaan di sektor ini.

Di sisi lain, anggota parlemen EPP Prancis Agnes Evren menilai keputusan itu akan menekan aktivitas industri dan menghukum konsumen dengan berat.

Dia mengatakan undang-undang tersebut akan mencegah komersialisasi kendaraan hibrida berperforma tinggi atau kendaraan yang menggunakan bahan bakar nabati, di mana dia mengatakan produksinya berpotensi membuktikan kendaraan itu lebih murah dan lebih sedikit polusi daripada kendaraan listrik.


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews