Harga Pangan di Batam Fluktuatif, Hendra Asman: Pasar Murah Bukan Solusi

Harga Pangan di Batam Fluktuatif, Hendra Asman: Pasar Murah Bukan Solusi

Anggota Komisi II DPRD Batam, Hendra Asman.

Batam - Setelah sempat mengalami penurunan pasca lebaran, harga cabai di pasar tradisional Batam kembali melonjak. Kenaikan harga ini, dipantau sudah terjadi sejak beberapa hari lalu. 

Tingginya harga cabai yang terjadi di pasar tradisional Batam, mampu menyentuh angka Rp 78 ribu perkilo. Hal ini diperkirakan akibat minimnya stok serta kembali melonjaknya harga jasa kargo pengiriman tujuan Batam. 

Menanggapi harga komoditi cabai yang kembali tinggi di pasar tradisional, anggota Komisi II DPRD Kota Batam, Hendra Asman menyebutkan perlu ada tindakan jangka panjang dari Pemerintah. 

"Saya pikir solusi pasar murah yang selama ini diterapkan, hanya solusi jangka pendek, dan untuk solusi jangka panjangnya menurut saya ya pasar induk," kata Hendra. 

Menurut Hendra, pasar murah tidak bisa diterapkan terus menerus. Perlu adanya pasar induk untuk mengawal harga. Dia mendukung untuk pemerintah segera menyelesaikan Pasar Induk Jodoh. 

"Kalau pasar induk itu sudah terjadi maka semua harga bahan pokok bisa diatur dan dikawal sama pemerintah," ujarnya. 

Selain adanya pasar induk, Hendra pun berharap Pemko Batam bisa bekerjasama dengan daerah lain penghasil pangan. Hal ini tentunya untuk menampung bahan pangan dari petani sehingga inflasi terutama terhadap harga pangan bisa terkendali.

Perlunya kerjasama ini dengan daerah lain ini dinilai Hendra, karena Batam, belum bisa mandiri untuk penghasil pangan meski banyak titik di Batam yang dijadikan perkebunan.

Pemerintah juga sempat merencanakan untuk daerah pesisir di Kota Batam untuk menjadi daerah pertanian, namun hal itu dinilai masih belum efektif karena memerlukan waktu. 

"Saya pikir itu bagus, dan memang Pemerintah sudah mengalokasikan Subang Mas untuk daerah pertanian tapi  masih butuh waktu. Karena daerah kita daerah industri dan pariwisata tidak mungkin bercocok tanam, dan yang paling penting sekarang kerjasama dengan daerah lain," jelasnya. 

Hendra mengusulkan beberapa nama daerah terdekat yang bisa menjadi solusi bahan pangan yang saat ini terjadi di Kota Batam. 

"Kerjasama dengan daerah lain seperti Lingga, Jambi, Tanjung Pinang. Pekanbaru, itu yang paling memungkinkan untuk melakukan MoU terkait hal pangan tersebut, saat ini," pungkasnya. 

(das)
 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews