Hubungan Singapura-Malaysia Memanas

Hubungan Singapura-Malaysia Memanas

Jalan dari Singapura ke Johor Bahru Malaysia (Foto: Taxisingapore)

Singapura - Hubungan antara Singapura dengan Malaysia mengalami ketegangan. Hal itu dipicu perpanjangan izin perbatasan di wilayah antara Singapura dengan Johor Bahru. 

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan telah berbicara dengan pihak pemerintah Malaysia, Saifuddin Abdullah, Rabu 5 Desember. Pembicaraan itu terkait perpanjangan izin dari batas pelabuhan Johor Bahru. 

Singapura juga mendesak Malaysia menghentikan gangguan ke perairan teritorial Singapura, untuk menghindari meningkatnya ketegangan di lapangan.

Kepada Saifuddin di telepon, Dr Balakrishnan mencatat, "Bahwa batas sekarang melampaui bahkan batas klaim laut teritorial Malaysia di daerah tersebut.

"Sebagaimana ditetapkan dalam peta 1979 Malaysia sendiri, yang belum pernah diterima Singapura", kata Kementerian Singapura Luar Negeri (MFA) dalam pernyataan pers seperti dikutip Channel News Asia.

Perubahan batas pelabuhan telah diumumkan melalui Gazette Pemerintah Federal Malaysia pada 25 Oktober 2018, dalam dokumen yang diterbitkan oleh Jaksa Agung.

Pada hari Selasa, Singapura mengatakan telah mengajukan "protes keras" atas langkah itu, meminta Malaysia menahan diri  dari tindakan sepihak, dan untuk mengubah pemberitahuan pengumuman "untuk mencerminkan kedaulatan Singapura atas perairan yang bersangkutan".

Dr Balakrishnan mengatakan, bahwa meskipun ada protes diplomatik Singapura, telah terjadi "serangkaian gangguan provokatif" oleh kapal pemerintah Malaysia ke perairan teritorial Singapura di lepas pantai Tuas.

Dia menekankan "kebutuhan mendesak" bagi Malaysia untuk "menghentikan gangguan ini" untuk menghindari meningkatnya ketegangan di lapangan.

Dalam panggilan telepon, Dr Balakrishnan juga merujuk pada diskusi tentang masalah ruang udara antara Menteri Transportasi Singapura Khaw Boon Wan dan timpalannya dari Malaysia Anthony Loke, serta komentar publik Loke tentang masalah ini.

Mr Loke mengatakan di parlemen Malaysia pada Selasa bahwa pemerintahnya bermaksud untuk merebut kembali wilayah udara Johor selatan, yang telah "didelegasikan" ke Singapura sejak 1974.

Kemudian pada hari itu, Mr Khaw mengatakan ia mencatat niat itu, tetapi menambahkan bahwa sebagai wilayah udara adalah salah satu yang paling kompleks di dunia, itu "bukan keputusan yang mudah untuk hanya mengubah status quo".

Menteri Balakrishnan menekankan kepada Saifuddin bahwa Singapura menghormati kedaulatan Malaysia dan bahwa "demi kepentingan kedua negara untuk menjamin keselamatan penerbangan sipil di atas langit kita".

"Setiap proposal harus memastikan bahwa keamanan dan efisiensi lalu lintas udara sipil tidak terganggu, dan tetap sesuai dengan standar ICAO, proses dan prosedur," kata MFA.

Menurut MFA, Dr Balakrishnan juga mengatakan bahwa kedua negara "harus terus mendiskusikan masalah ini secara konstruktif" dan menekankan pentingnya menjaga hubungan bilateral yang baik dan kepatuhan dengan hukum internasional.

Dr Balakrishnan telah melakukan kunjungan kerja dua hari ke Jepang, di mana dia bertemu timpalannya dari Jepang, Taro Kono, untuk membahas kerja sama bilateral serta perkembangan regional utama.

(snw)

 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews