Batam - Usia kemerdekaan Indonesia telah mencapai 73 tahun. Untuk merengkuh kemerdekaan, perjuangan para pendahulu bangsa tak bisa lagi disangsikan. 

Mereka mengorbankan harta, darah dan nyawa demi satu tujuan Indonesia merdeka. Namun demikian, para pejuang yang masih hidup-- disebut veteran-- tetap saja masih berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan hidupnya.

Setidaknya itulah yang dirasakan oleh para veteran di Batam. Mereka meminta pemerintah memperhatikan kesejahteraan para saksi sekaligus pelaku sejarah ini.

"Kami minta agar kesejahteraan para veteran turut diperhatikan," kata Moelyono, salah satu anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Batam.

Menurut dia, keberadaan veteran saat ini hanya dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan resmi saja. Mereka diundang dan diminta menghadiri acara seremonial.

"Perhatian pemerintah kami rasa minim," ujar dia.

Dia mencontohkan, saat era kepemimpinan Kepri di tangan Muhammad Sani, anggota veteran dipanggil ke Tanjungpinang untuk mendapatkan bantuan bahan pokok. Namun ha itu kini sudah tak didapat lagi.

Bentuk lain perhatian pemerintah yang diharapkan veteran yakni keberadaan kantor LVRI di Batam. Moelyono berharap Pemko Batam bisa merealisasikan hal ini. 

Sementara itu, Ketua LVRI Batam Puteri Kaligis menyebut anggota veteran yang terdata organisasinya berjumlah 29 orang. Seperti halnya Moelyono, Puteri juga menyebut pentingnya keberadaan kantor LVRI.

"Kuburannya sudah ada, tapi kantor nggak ada," ujarnya kepada Batamnews.co.id.

Impian memiliki kantor LVRI, lanjut dia, sudah pernah disampaikan kepada Gubernur Kepri saat itu, Muhammad Sani. "Beliau sudah menyanggupi dan menjanjikan tetapi pak
Sani keburu meninggal," kata Puteri.

Sedangkan untuk bantuan bahan pokok, Puteri menyebut Gubernur Nurdin Basirun berjanji akan membagikannya tanggal 29 Agustus 2018 mendatang. 

"Saat pak Sani dulu, itu (pembagian sembako) tidak hanya anggota veteran di Tanjungpinang saja, tapi anggota veteran se Kepri dapat bantuan," kata dia.

(tan)