Seperti Ini Jet Tempur Amerika yang Jatuh di Laut Sulawesi

Seperti Ini Jet Tempur Amerika yang Jatuh di Laut Sulawesi

pinterest.com

BURUNG besi itu gagal mencengkramkan cakarnya ke landasan kapal induk Amerika Serikat bertenaga nuklir USS Carl Vinson yang sedang berlayar menuju Semenanjung Korea pada Jumat malam (21/3/2017). Ketika itu, kapal induk AS ini sedang mengarungi laut Sulawesi, diperkirakan tiba di semenanjung Korea pekan depan.

Jet tempur Super Hornet F/A-18E andalan Angkatan Laut AS yang kecelakaan itu berasal dari skuadron VFA-137 Kestrels. Padahal, para pejabat Angkatan Laut AS ini memboyong Jet Super Hornet F/A-18E ini dengan tujuan pamer kekuatan kepada Korea Utara (Korut)—akan tiba di Semenanjung Korea pada pekan depan.

Jika melihat spesifikasinya, maka sangat pantas AS memamerkan jet tempur ini untuk menggertak Korea Utara. Pesawat ini besutan Boeing ini ada beberapa varian, di antaranya F/A-18E Kursi single dan F/A-18F kursi tandem yang lebih besar. Super Hornet memiliki senapan 20 mm internal dan dapat membawa rudal udara-ke-udara dan senjata udara-ke-permukaan.

Semula Super Hornet ini diproduksi McDonnell Douglas dan mulai menjelajah langit sejak 1995. Pada 1997,  McDonnell Douglas dengan Boeing untuk memproduksi pesawat ini. Super Hornet mulai digunakan Angkatan Laut Amerika Serikat pada 1999. Akhirnya Super Hornet menggantikan posisi Grumman F-14 Tomcat di AL AS sejak 2006.

Dibandingkan dengan pendahulunya, sayap Super Hornet lebih besar yang memungkinkan pesawat untuk kembali ke sebuah kapal induk dengan beban sisa amunisi yang lebih besar. Hal ini menjadi penting mengingat penggunaan persenjataan yang lebih besar dan lebih mahal. Mesin dengan daya 35% lebih, General Electric F414, dikembangkan untuk F/A-18E/F Super Hornet.

Pesawat ini dapat membawa lima tangki bahan bakar eksternal dengan kapasitas masing-masing 1.700 liter untuk penerbangan jarak jauh atau empat tangki plus satu kali pengisian di udara (Aerial Refuelling Store / ARS). Perbedaan lainnya termasuk sudut untuk mesin, bagian RCS (Radar Cross Section), dua cantelan sayap ekstra untuk payload, dan perubahan aerodinamis lainnya. ***

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews