Pendidikan Vokasi Berbasis Teknologi

Pendidikan Vokasi Berbasis Teknologi

Ilustrasi sekolah kejuruan (foto : ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID - Akhir-akhir ini pemerintah sedang menggalakkan kebijakan mari masuk ke sekolah kejuruan atau dikenal dengan pendidikan vokasi. Tujuannya dengan masuk ke dalam sekolah kejuruan secara otomatis bisa langsung terjun ke dunia kerja nantinya. Dimana di dalam pendidikan vokasi ini siswa bisa langsung memilih dimana kemampuan dirinya.

Jurusan apa yang cocok? Bagaimana mengembangkan hobi yang dimiliki? Dengan demikian, hobi dan bakat yang dimiliki siswa serta kemampuan dan kemauan siswa bisa dikolaborasikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.

Persaingan yang semakin ketat. Belum lagi kebebasan tenaga kerja asing masuk dan bekerja di dalam negeri. Semakin sempitnya lowongan pekerjaaan bagi anak bangsa. Menjadikan pendidikan vokasi pada sekolah kejuruan untuk memiliki sarana yang tepat untuk menyongsong MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).

Dalam sekolah kejuruan siswa tidak hanya dipersiapkan untuk masuk ke dalam dunia kerja, akan tetapi bagaimana supaya bisa menciptakan dunia kerja itu. Bukan hanya mempersiapkan untuk menjadi karyawan di perusahaan-perusahaan yang ada. Akan tetapi menciptakan dunia kerja sendiri dengan keahlian-keahlian yang didapat di sekolah kejuruan berbasis teknologi.

Sudah banyak pendidikan vokasi yang ada di negara kita membuka program studi yang berbasis teknologi. Misalnya jurusan teknik informatika, sistem informasi, robotika, dalam jurusan lainnya yang mengandalkan komputerisasi dan teknologi canggih lainnya. Hal ini membuat perkembangan anak akan semakin maju dan anak akan bisa menciptakan hal-hal baru untuk bisa didayagunakan oleh masyarakat umum.

MEA sudah didepan mata. Mau tidak mau, siap tidak siap, suka tidak suka, masyarakat bangsa ini yang namanya MEA sudah mulai masuk ke dalam negara kita. Kalau seandainya kita tidak mengikuti MEA kita akan tertinggal jauh dari negara-negara lain tidak terkecuali dari negara-negara tetangga seperti: Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Sekolah kejuruan terkenal dengan sekolah yang mempersiapkan anak didiknya untuk bisa langsung bekerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Sekali lagi sebenarnya tujuan dari sekolah kejuruan tidak hanya sebatas hal tersebut. Dengan sekolah kejuruan baik SMK, STM dan hingga pada perguruan tinggi baik D3, D4, S1, maupun profesi keahlian.

Para peserta didiknya bisa menciptakan lapangan kerja sendiri tanpa harus menjadi karyawan atau bekerja sama PT, CV, atau orang lain setelah menamatkan sekolahnya namun dapat merekrut karyawan (menciptakan lapangan pekerjaan) sendiri. Siswa yang hobi dengan otomotif misalnya dapat menyalurkan hobinya dengan mengambil jurusan otomotif.

Ilmu yang tidak ada di lapangan bisa di dapat di sekolah. Di sekolah teori yang di dapat akan lebih matang sebelum akhirnya terjun ke lapangan yang sesungguhnya. Setelah terjun kelapangan nantiknya maka akan lahirlah seorang ahli otomotif yang andal. Tenaga-tenaga ahli yang mahir, andal, dan terpercaya dibidang masing-masing.

Melalui SMK atau sekolah kejuruan akan menghasilkan tamatan-tamatan yang handal. Jurusan teknik sipil akan mengasilkan tukang atau ahli di bidang banggunan yang lebih berbobot. Di sekolah kejuruan dapat mengasah kemampuan yang dimiliki siswa. Ilmu dan teori-teori yang di dapat di sekolah dan tidak ada di lapangan menjadikan nilai lebih bagi siswa SMK atau STM.

Bahkan kalau seandainya siswa tersebut melanjutkan keperguruan tinggi siswa SMK telah mempuyai modal dasar yang mantap. Kalau kita membandingkan SMK dengan SMA. SMK mempunyai nilai lebih dalam menghadapi tantangan dunia kerja. Terlebih lagi dalam menghadapi MEA yang akan berlalu. 

Secara tidak disadari siswa telah dihadapkan dalam mempersiapkan diri dalam dunia kerja. Minat siswa untuk masuk ke dalam sekolah kejuruan masih rendah. Hal ini dapat kita lihat tidak sebandingnya jumlah sekolah kejuruan dengan sekolah umum. Sekolah umum lebih banyak dari sekolah kejuruan. Minat siswa untuk masuk sekolah kejuruanpun masih perlu mendapat perhatian khusus.

Sekolah kejuruan perlu diperbanyak paling tidak disebandingkan dengan sekolah umum yang ada. Dengan demikian nantinya jumlah siswa yang masuk ke dalam sekolah kejuruan pun bisa ditingkatkan. Tanpa mengesampingkan jenis dan bentuk pendidikan vokasi. Baik sekolah kejuruan STM, SMK maupun jenis yang lain semuanya memiliki nilai yang lebih.

Semua memiliki kelebihan masing-masing dan keistimewaan satu sama lainnya. Keterbatasan sekolah tersebutlah yang menjadi kendala yang sebenarnya. Baik di daerah perkotaan apa lagi daerah perdesaan. Pendidikan vokasi pada umumnya membtuhkan jaringan untuk bisa mengakses dan menciptakan hal-hal baru berbaur teknologi.

MEA merupakan salah satu bukti yang nyata dalam persaingan dan perkembangan dunia global saat ini khususnya di Asia Tenggara. Dimana dengan adanya MEA semua negara-negara Asia Tenggara khususnya. Bebas masuk, menetap dan bahkan bekerja di negara anggota lainnya. Kalau dari sekarang kita tidak siapkan diri untuk bersaing dengan negara-negara lain otomatis kita akan menjadi penonton di dalam negeri sendiri.

Pekerja-pekerja asing asik bekerja dan mencari hidup di negeri kita, sementara kita hanya menjadi penonton. Salah satu cara mempersiapkan diri adalah dengan mengasah kemampuan mengembangkan hobi beserta bakat yang ada dalam diri siswa dengan cara masuk ke sekolah-sekolah kejuruan. 

Sempitnya lapangan kerja yang ada saat ini. Menjadikan suatu keahlian yang dimiliki sangat berharga sekali dalam mendapatkan pekerjaan. Pandangan yang buruk selama ini terhadap sekolah kejuruan. Banyak momok yang beredar di tengah masyarakat bahwa sekolah kejuruan adalah perkumpulan anak-anak nakal.

Sekolah kejuruan adalah sekolah pilihan terakhir dari pada tidak sekolah. Fenomena inilah yang perlu dihapus dalam masyarakat untuk mengembalikan dan mengangkat citra sekolah kejuruan dalam strategi pendidikan vokasi. 

Selain jumlah sekolah kejuruan yang terbatas. Mahalnya biaya untuk masuk dan sekolah di sekolah kejuruan. Banyak pandangan negatif sekolah kejuruan yang berkembang di masyarakat. Sekolah kejuruan adalah sekolahnya anak-anak yang suka tauran, sekolahnya anak-anak nakal, sekolah yang hanya memiliki ilmu-ilmu teori tanpa praktik yang nyata.  

Masalah yang nyata bagi pemerintah untuk menumbuhkan minat siswa maupun orang tua untuk masuk ke sekolah kejuruan. Hal ini tersebut tidak benar.

Secara tidak kita sadari sekolah kejuruan memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan sekolah umum. Dalam sekolah kejuruan siswa dipersiapkan langsung untuk masuk kedalam dunia kerja dan sudah memiliki keterampilan. Apabila dibandingkan dengan anak sekolah umum anak sekolah kejuruan lebih mempuyai mental yang kuat dalam mengadapi dunia kerja.

Dalam sekolah kejuruan siswa tidak hanya disekolah selama tiga tahun tetapi juga mengutamakan praktik kerja lapangan (PKL) di tengah-tengah masyarakat praktik lebih banyak dari pada teori. Ilmu yang didapat lebih fokus dan mudah dikembangkan. Hal ini menempatkan sekolah kejuruan mempunyai nilai lebih dibandingkan sekolah-sekolah umum lainnya.***

  

Penulis : Syafriadi, S.Pd.

Guru SMP Negeri 20 Batam.


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews