Juara Kelas Ringan One Pride MMA

Jeka Saragih: Saya Sedih Bawa Nama Batam

Jeka Saragih: Saya Sedih Bawa Nama Batam

Jeka Saragih dan Jadi Rajagukguk saat berkunjung ke kantor Batamnews (Foto: Johannes/Batamnews)

Jeka Saragih baru saja mempertahankan sabuk juara kelas ringan One Pride Pro Never Quit. Dia mengalahkan lawannya Hatoropan Simbolon di Fighylt Night 25, Sabtu 1 Desember 2018.

Di balik keperkasaan pria bernama lengkap Jeka Asparido Saragih itu, ia cukup berkecil hati. 

Di saat-saat hendak bertanding di ring Mix Martial Art (MMA), Jeka tak lagi memiliki sasana. 

"Saya sangat-sangat sedih, saya keluar dari camp lama, tak punya induk," ujar Jeka. Ia sempat berlatih ke Thailand. Selama sebulan di sana ia kembali ke Batam.

"Saya pakai dana sendiri," ujar Jeka. Ia pun akhirnya kembali ke Batam. Di Batam ia berlatih di tempat berlatih Vitka, Tiban. 

"Di Vitka saya dilatih Bang Erwin, sebulan menjelang pertarungan saya ke Bandung, di sana latihan di sasana, dan ada beberapa orang pelatih," ujar Jeka.

Ada lima pelatih yang menangani Jeka di Bandung. Di sana ia ditempa selama sebulan. Hasilnya tak sia-sia, Jeka berhasil mempertahankan sabuk juaranya. 

Jeka patut bangga. Sabuk yang berhasil dipertahankan abadi miliknya. "Saya berhasil mempertahankan tiga kali, nanti dikasih sabuk baru dari KOBI dan One Pride," katanya. 

Meskipun persiapan sangat minim, Jeka mengaku optimis. "Saya tetap optimis untuk menang," ujar pemuda kelahiran Pematang Siantar ini.

Jeka mengaku setelah bertarung di One Pride selama tujuh kali ia membawa nama Batam, tapi sayangnya ia tak begitu mendapat perhatian.

"Tujuh kali bertanding saya belum pernah ketemu KONI, Pak Gubernur, Pak Wali Kota, dan lainnya," ujar Jeka. Jeka pun berharap ada perhatian pemerintah terhadap olah raga tarung bebas itu.

Jeka mengaku orang yang banyak membantunya Bupati Simalungun JR Saragih. "Dia banyak membantu saya, memberi dana," ujar pria dengan rambut dikucir tersebut.

Di Simalungun saya disambut hangat. Ia juga dipercaya membawa obor Asian Games 2018 mewakili atlet Sumatera Utara.

Tapi sayangnya ia tak bisa ikut Asian Games karena tidak ada kelas yang ditandingkan. 

Ditentang orangtua

Dunia yang ia tekuni ini, ternyata tak begitu didukung pihak keluarga. Terutama ibunya, sangat tidak setuju Jeka terjun ke dunia 'berdarah-darah' itu.

"Setiap saya bertanding, ibu saya tak berani menonton," ujar Jeka. Jeka kepada batamnews pernah bercerita, orangtuanya lebih setuju jika ia menjadi seorang anggota TNI. 

Tapi niat Jeka untuk terjun ke dunia tarung bebas itu sudah bulat. Apalagi ia juga sudah melakoni itu sejak SMP. 

"Saya sering ikut tanding sejak SMP tingkat Internasional, Filipina, dan Turki, saat mau main di PON, saya nggak dikasih (izin) lagi sama orangtua," ujar Jeka yang didampingi Ketua Kadin Batam Jadi Rajagukguk dan sejumlah tim ofisialnya.

Ingin bertemu Khabib Nurmagomedov

Jeka Saragih mengaku ingin sekali bertemu petarung bebas dunia UFC. Salah satunya Khabib Nurmagomedov yang pernah mengalahkan Connor McGregor. 

"Saya ingin ketemu aja sih," ujar Jeka. Namun sekarang, Jeka pun sudah bisa memilih lawan, kendati hanya petarung lokal. "Sekarang saya bisa menantang petarung lain, untuk memperebutkan sabuk," ucapnya.

Jeka mengatakan, kedepan ia ingin turun kelas dari 70 Kg, untuk menantang pemegang sabuk juara. 

"Saya ingin turun kelas untuk menantang juara di kelas lain," katanya. 

Selamat Jeka Saragih!

(snw)

 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews