Jurnalis Khashoggi Dibunuh di Konsulat? Donald Trump Bela Arab Saudi

Jurnalis Khashoggi Dibunuh di Konsulat? Donald Trump Bela Arab Saudi

Menlu AS Mike Pompeo menemui putera mahkota Pangeran Muhammad di Riyadh, Selasa (17/10/2018). (Foto: AFP)

Arab Saudi - Putra Mahkota Saudi yang sangat berkuasa, Pangeran Mohammed bin Salman, menyatakan tak tahu menahu tentang apa yang terjadi pada Jamal Khashoggi, wartawan Saudi yang hilang, kata Presiden AS Donald Trump.

Menurut Trump kepada kantor berita AP, dalam kasus ini dikembangkan opini yang menyudutkan Arab Saudi, sebelum fakta-faktanya jelas.

Yang terjadi, kata Trump, Saudi dikenakan prinsip 'bersalah sampai terbukti tidak bersalah'--kebalikan dari prinsip hukum 'praduga tak bersalah', yakni 'tidak bersalah sampai dinyatakan terbukti bersalah.'

Terlepas dari itu, para pejabat Turki yang tidak bisa disebutkan namanya mengatakan penyelidikan di konsulat Saudi di Istanbul mengungkap lebih banyak bukti bahwa Khashoggi dibunuh.

Masalah ini membuat Arab Saudi mendapat tekanan kuat dari para sekutu dekat, khususnya dari negara-negara demokrasi di Barat.

Khashoggi, seorang jurnalis yang dikenal kritis terhadap rezim di Arab Saudi, terakhir terlihat memasuki konsulat Saudi di Turki pada 2 Oktober. Arab Saudi membantah telah membunuhnya dan pada awalnya mengatakan dia meninggalkan gedung itu tanpa kurang suatu apa.
Apa yang dikatakan Pangeran Mohammed?

Ahli waris tahta Saudi ini memegang kekuasaan yang sangat besar di kerajaan dan banyak pihak menganggap dia bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi pada Khashoggi.

Trump mencuit bahwa Pangeran Mohammed telah berbicara kepadanya di telepon dan dia "mengatakan tak tahu menahu sama sekali tentang apa yang terjadi di Konsulat mereka di Turki".

Menurut Presiden Trump, Pangeran Mohammed "mengatakan kepada saya bahwa dia sudah mulai melancarkan penyelidikan penuh dan menyeluruh untuk masalah ini, dan akan secepatnya diperluas. Jawaban (mengenai kasus Khashoggi) akan segera diketahui".

Penyelidikan diperluas ke kediaman konsul Saudi. (Foto: EPA)

Percakapan telepon itu berlangsung berbarengan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ke Arab Saudi atas perintah Trump untuk menangani krisis dalam hubungan kedua negara terkait kasus ini.

Senin (15/10), Trump berspekulasi bahwa Khashoggi bisa jadi dibunuh oleh 'para pembunuh jahat'.

Seorang senator Republik terkemuka dari pendukung hubungan AS-Saudi, Lindsey Graham, mengungkapkan sikapnya yang sangat kritis terhadap putra mahkota Saudi.

"Orang ini harus pergi," katanya pada Selasa pagi dalam wawancara di Fox News. Ia menuduh Pangeran Mohammed sebagai 'bola liar'.
Sejauh mana investigasi berlangsung?

Pada Senin (15/10), Raja Salman memerintahkan penyelidikan, dan Arab Saudi mengundang Turki untuk membentuk satuan tugas investigasi gabungan.

Pada sore harinya, sejumlah penyidik memasuki gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul. Tim penyidik Arab Saudi masuk ke tempat itu, disusul divisi forensik Kepolisian Turki sejam kemudian.

Namun, sebelum tibanya para penyidik, sekumpulan petugas pembersih terlihat lebih dulu masuk ke gedung konsulat.

Penyelidikan diperluas ke kediaman konsul, sekitar 200 meter dari konsulat.

Tetapi kemudian tertunda karena tidak ada pejabat Saudi yang dapat hadir untuk melakukan apa yang dijanjikan sebagai penyelidikan bersama, kata para pejabat Turki.

Para penyidik Arab Saudi tiba di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, mendahului para penyidik Turki, Senin (15/10). (Foto: EPA)

Konsul Mohammad al-Otaibi, sudah meninggalkan Turki dengan penerbangan komersial menuju Arab Saudi, sehari sebelumnya.

Rekaman video menunjukkan, pada hari hilangnya Khashoggi, sejumlah kendaraan dengan plat nomor diplomatik Saudi bergerak dari konsulat ke kediaman konsul.

Para penyelidik Turki yang dikutip oleh dua kantor berita mengatakan penyelidikan telah menghasilkan bukti lebih banyak lagi bahwa Khashoggi dibunuh di sana.

Seorang pejabat Turki dikutip oleh Reuters mengatakan di sana ditemukan 'bukti-bukti kuat, tetapi tidak ada bukti konklusif.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada wartawan bahwa penyelidikan "dikembangkan ke banyak hal seperti bahan beracun dan jejak-jejak yang dihapus misalnya dengan mengecatnya".

Sementara itu, The New York Times dan CNN, mengutip sumber tanpa nama, melaporkan bahwa Arab Saudi akan mengakui bahwa kematian Khashoggi terjadi akibat interogasi yang berlangsung tak terkendali.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews