Di Negara Ini Sebanyak 13 Juta Orang Diambang Kelaparan

Di Negara Ini Sebanyak 13 Juta Orang Diambang Kelaparan

Jakarta - Sejak perang saudara yang dimulai pada tiga tahun lalu dengan serangan udara oleh Arab Saudi, memunculkan krisis kemanusiaan. Sekarang, sebanyak 13 juta orang berada diambang kelaparan.

Perwakilan dari PBB, Lise Grande mengatakan, "Saya pikir banyak dari kita yang merasa seakan pergi ke abad 21 yang tak terpikirkan bahwa kita bisa melihat (kasus) kelaparan seperti yang kita lihat di Ethiopia, Bengal dan beberapa bagian Uni Soviet, itu tidak bisa diterima."

"Banyak dari kami yang memiliki keyakinan bahwa itu tidak akan pernah terjadi lagi, tetapi kenyataannya adalah di Yaman itulah tepatnya (kasus kelaparan) yang kami lihat."

"Kami mempredisksi bahwa kami melihat 12 hingga 13 juta warga tak bersalah berisiko meninggal karena kekurangan makanan," sambungnya.

Saat ditanya apakah dunia seharusnya malu, dia menjawabnya dengan, "Ya. Tidak perlu dipertanyakan lagi, kita harus malu, dan kita harus, setiap hari kita bangun, memperbarui komitmen kita untuk melakukan hal yang mungkin untuk membantu orang-orang yang menderita dan mengakhiri konflik."

PBB dan pekerja kemanusiaan kemarin mengutuk serangan udara yang dilakukan oleh koalisi pimpinan Saudi, di mana mereka menargetkan pemberontak Syiah Yaman yang dilaporkan  sedikitnya 15 warga sipil tewas di dekat kota pelabuhan Hodeida.

Sedangkan sebuah rekaman video yang dirilis oleh para pemberontak, yang dikenal sebagai Houthi. Memperlihatkan minibus yang telah hancur dan didalamnya terdapat bahan makanan serta tas perempuan.

Diduga insiden minibus ini menewaskan 20 orang lainnya, sebab satu hari sebelumnya pejabat pemberontak mengatakan bahwa serangan udara di daerah Jebel Ras juga memakan korban. Keluarga Houthi mengatakan bahwa lima anggota keluarga tewas di dalam minibus, yang termasuk diantaranya merupakan perempuan dan anak-anak.

Saksi mata yang menolak disebutkan namanya karena takut keselamatan mereka terancam mengatakan, serangan itu tampaknya menargetkan pos pemeriksaan pemberontak di daerah tersebut.

"Badan-badan Perserikatan Bangsa Bangsa yang bekerja di Yaman dengan tegas mengutuk serangan terhadap warga sipil dan menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga para korban," kata Lise Grande, Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Yaman.

PBB di Yaman mengatakan bahwa sejak Juni, lebih dari 170 orang tewas dan sedikitnya 1.700 orang terluka di provinsi Hodeida, dengan lebih dari 425.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Kemudian pada awal Agustus, puluhan orang tewas akibat ledakan di luar rumah sakit dan pasar.

Seminggu kemudian lebih dari 50 orang dibantai ketika serangan udara menghantam satu bus penuh anak-anak. Lalu satu minggu setelahnya 25 orang tewas dalam pertempuran saat mereka akan melarikan diri dari rumah di dekat Hodeida.

Diperkirakan 10.000 orang telah tewas dalam konflik ini, dan PBB mengatakan serangan ini sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Dengan dukungan AS, Uni Emirat Arab memimpin serangan habis-habisan menggunakan pasukan lokal untuk mengambil Hodeida, di mana Houthis selama ini telah berjuang untuk pertarungan yang panjang.

Ribuan warga sipil terperangkap di tengah, terperangkap oleh ladang ranjau dan rentetan mortir dan serangan udara. Akibat serangan ini sebanyak 1,8 juta anak-anak di Yaman sudah mengalami kekurangan gizi.

Bahkan tubuh mereka hanya terlihat kulit dan tulang saja.

(pkd)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews