Insiden kapal feri MV Voc Batavia

Ini Dia Kapal Cargo yang Nyaris Jadi Petaka Bagi 153 Penumpang Feri VOC Batavia

Ini Dia Kapal Cargo yang Nyaris Jadi Petaka Bagi 153 Penumpang Feri VOC Batavia

Kapal MT Pacific Crown. (Foto: marinetraffic.com)

Batam - Insiden tubrukan kapal feri MV VOC Batavia jurusan Tarempa-Tanjunginang nyaris menjadi tragedi, Kamis (11/10/2018). Untung saja kapten kapal bisa memperlambat kecepatan kapalnya yang saat itu melaju 23 knot.

Pada jarak pandang 100 meter nahkoda MV. VOC Batavia langsung menyadari adanya kapal besar  MT. Pacific Crown. Jarak pandang berkurang saat itu akibat hujan deras yang terjadi.

Efek benturan kedua kapal akhirnya bisa diminimalisir, sehingga kapal feri berisi 153 penumpang itu tak sampai mengalami kejadian tak diinginkan seperti tenggelam atau pecah.

Kerusakan terjadi pada lambung kiri kapal bagian atas. Tampak keretakkan hingga bagian dalam kapal sepanjang 1.5 meter. Reling bagian atas lambung kapal rusak berat. Tiang anjungan patah. Lambung kiri samping haluan kapal rusak parah.

Kendati demikian, kapal ini melanjutkan perjalanan ke Tanjungpinang dengan kondisi penumpang yang syok. Mereka semua sudah mengenakan lifejacket. Sebuah feri lainnya mendampingi VOC Batavia melakukan pelayaran.

Namun seperti apa kapal MT Pacific Crown yang berbenturan dengan MV VOC Batavia? Dari laman www.marinetraffic.com, Pacific Crown mempunyai bobot 33.057 ton. Kapal ini berbendera Panama.

Dari informasi tersebut, MT Pacific Crown diketahui sebuah kapal Bulk Carrier (Cargo) yang dibangun pada tahun 2012. Kini posisi kapal, saat berita ini dilansir berada di perairan Selat Malaka.

 

Penumpang Feri histeris

Para penumpang Feri VOC Batavia berteriak histeris dan panik ketika kapal itu berbenturan dengan Pacific Crown di laut lepas, Kamis (11/10/2018) sekitar pukul 13.14 WIB.

Feri VOC Batavia belayar dari dermaga Tarempa Kepulauan Anambas- Tanjungpinang sekitar pukul 07.00 WIB pagi dengan jumlah penumpang sebanyak 153 orang.

Darwis salah satu penumpang mengatakan, Feri VOC Batavia lepas tali dari dermaga Tarempa Kepulauan Anambas  sekitar pukul 07.00 WIB pada saat itu cuaca pagi sangat cerah.

Suasana dalam Feri pun sangat akrab para penumpang saling sapa menyapa dan bercerita. Bahkan ada beberapa penumpang rela berdiri di belakang Feri menikmati keindahan matahari menyinari laut Anambas.

Pria berusia sekitar 40 tahun ini berangkat dengan tujuan Tanjungpinang bersama seorang anaknya dan sang istri bernama Indrawati. Saat itu ia duduk berada ditengah kapal tepatnya didekat pintu keluar.

Setelah berapa jam perjalanan matanya pun mulai mengantuk, Ia bersama keluarganya pun tertidur pulas, sementaara kapal terus berjalan. Namun pada pukul 13.14 WIB suana didalam berubah dengan kepanikan dan teriak histeris penumpang terdengar.

"Saya bangun melihat penumpang sudah kepanikan, dan para anak buah kapal pun memberikan life jacket, saya pun kaget,"ujarnya.

Ia mengatakan, saat terbangun dari tidur ia sudah melihat suasana mencekam di dalam kapal. Ia pun tak menghiraukan hal itu. Yang terpikir dalam benaknya hanya keluarga.

"Saya langsung merangkul istri dan anak, saya tak tahu persis kejadian itu soalnya kami ketiduran," jelasnya.

Akibat kejadian itu, istrinya dan anaknya mengalami memar akibat terantuk dinding feri. Anaknya dibagikan kepala, sedangkan istrinya dibagian bahu dan kaki akibat tertimpa barang.

"Trauma lah, hati pun tak tenang, apabila penumpang teriak-teriak, tak ada saya pemberitahuan dari kapten kapal, hanya saja anak buah kapal tiba-tiba memberi life jaket," ungkapnya.

(fox/adi)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews