5 Fakta Tentang Cuaca Dingin di Indonesia, Nomor 5 Mengejutkan

5 Fakta Tentang Cuaca Dingin di Indonesia, Nomor 5 Mengejutkan

Ilustrasi fenomena aphelion

Batam - Indonesia sedang dilanda cuaca dingin. Hal ini terjadi sejak awal Juli 2018.

Berbagai spekulasi muncul terkait cuaca dingin ini. Ada yang mengaitkan dengan fenomena aphelion yang terjadi di waktu yang sama.

Berdasarkan informasi yang dihimpun batamnews dari liputan6com, berikut adalah fakta-fakta terkait cuaca dingin yang sedang terjadi di Indonesia.

1. Suhu kurang dari 15 derajat celcius

Suhu udara di Indonesia selama tanggal 1 hingga 5 Juli 2018 kurang dari 15 derajat celcius. Hal ini berdasarkan pengamatan BMKG.

Cuaca dingin ini terutama terjadi di dataran tinggi/kaki gunung seperti Ruteng (NTT), Wamena (Papua), dan Tretes (Pasuruan).

Suhu terendah tercatat di Ruteng (NTT). Pada tanggal 4 Juli 2018, suhunya mencapai 12.0 derajat celsius.

Sementara itu untuk wilayah lain di Indonesia selisih suhu terendah selama awal Juli 2018 ini terhadap suhu terendah rata-rata selama 30 hari terakhir ini tidak begitu besar.

2. Faktor musim kemarau

Tidak perlu dicemaskan, karena suhu udara dingin merupakan fenomena alamiah. Hal tersebut disampakan Deputi Bidang Meteorologi, Mulyono Prabowo.

Hal ini biasa terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau. Biasanya terjadi di Indonesia pada Juli hingga Agustus.

3. Uap di atmosfer sedikit

Cuaca dingin di Indonesia yang terjadi dibulan Juli ini terjadi karena kandungan uap atmosfer sedikit. Hal ini khususnya terjadi di  Jawa, Bali, NTB, dan NTT.

Hal ini bisa diamati dari tutupan awan yang tidak signifikan selama beberapa hari terakhir. Secara fisis, uap air dan air merupakan zat yang cukup efektif dalam menyimpan energi panas.

Rendahnya kandungan uap di atmosfer ini menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi ke luar angkasa pada malam hari tidak tersimpan.

Energi yang digunakan untuk meningkatkan suhu atmosferdi lapisan dekat permukaan bumi tidak signifikan.

4. Monsoon dingin Australia

pada bulan Juli ini wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Sifat dari massa udara yang berada di Australia ini dingin dan kering.

Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia semakin signifikan.

Hal itu dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.

5. Tidak ada hubungannya dengan aphelion

Baik BMKG maupun Lapan menyatakan, cuaca dingin di Indonesia tidak terkait dengan fenomena aphelion. Bumi memang sedang berada di titik terjauh dari matahari.

Namun perubahannya tidak signifikan.

(deb)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews