Pendangkalan, Dam Sei Harapan Tak Bisa Diharap Lagi?

Pendangkalan, Dam Sei Harapan Tak Bisa Diharap Lagi?

Kondisi Dam Seri Harapan, Jumat (8/6/2018) yang mengalami kekeringan berkepanjangan. (Foto: Johannes Saragih/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Dam Sei Harapan mengalami kekeringan yang mengkhawatirkan. Pantauan Jumat (8/6/2018), air di dam ini surut sejauh 600 meter.

Pendangkalan kawasan tersebut membuat dasar dam dipenuhi semak belukar. Di bagian lainnya terlihat kering dan retak.

Ratusan sampah masyarakat memenuhi area pesisir dam. Beberapa karung goni berisi pasir sungai dari dam ini juga terlihat berada di sekitar pinggiran aliran air yang mengaliri dam sei harapan.

Penyusutan air dam sei harapan ini sudah berlangsung sejak 2015, namun saat ini kondisinya semakin memburuk. Musim kemarau di Batam juga menjadi salah satu pemicunya. Drainase yang mengalir menuju kawasan dam mengalami hal serupa.

Sampai saat ini, ATB sebagai pengelola Dam sei Harapan dan BP Batam sebagai pemilik aset sedang berusaha untuk melakukan optimalisasi dam dengan cara pengerukan untuk mengatasi pendangakalan yang terjadi.

Di sisi lain, Kecamatan Sekupang bisa mengalami krisis air, jika kondisi seperti ini terjadi. Daya tampung dam tersebut berkurang.

Presiden Direktur PT ATB Benny Andrianto beberapa hari lalu mengatakan, ada kemungkinan akan terjadi rationing (pengaliran air bergilir) di wilayah Sekupang.

Hal itu disebabkan, waduk mengalami pendangkalan. Ia pun memperkirakan dalam waktu beberapa bulan kedepan kemungkinan hal itu akan terjadi.

"Kemungkinan seperti tahun 2015 lagi, kalau saat itu karena el nino, kali ini karena WTP tidak bisa mengalirkan air karena dangkal, 2,7 meter, normalnya kedalaman 5," ujar Benny.

Benny pun berharap hal itu tidak terjadi dan Dam Sei Harapan kembali memberikan harapan. "Saya mau usulkan ganti namanya bukan lagi Sei Harapan, karena tidak ada lagi harapan," ucapnya.

Pengerukan

Sebelumnya, Badan Pengusahaan (BP) Batam sebagai pemilik aset Dam Sei Harapan pernah berencana untuk mengeruk dam tersebut agar menambah kapasitas air di sana.

BP Batam berencana akan menggunakan dana dari Bank Dunia. Rencana tersebut sudah bergulir sejak musim kekeringan akibat El-Nino tahun 2015 silam.

“Kita sudah mengupayakan itu, 2016 sudah kita usulkan. 2017 belum termasuk kita, baru rencana tahun ini dan tahun depan. Masih diproses," ujar Kepala Kantor Pengelolaan Air BP Batam Binsar Tambunan saat dikonfirmasi batamnews, Jumat (8/6/2018).

Binsar mengatakan untuk solusinya saat ini, dia meminta ATB harus segera menuntaskan interkoneksi distribusi air bersih.

"Tiap waduk punya interkoneksi. Jadi semua nyambung dari Sei Ladi ke Sei Harapan. Dari Duriangkang ke Nongsa. Semua tersambung distribusinya," kata dia.

Solusi itu menurut Binsar apabila terjadi musim kemarau panjang, maka suplai air di Batam tak akan terganggu. Apalagi saat ini total kemampuan seluruh dam di Batam dalam mendistribusikan air mencapai 3800 liter perdetik. Dan saat ini baru 3200 liter detik yang digunakan.

"Jadi tidak ada alasan untuk melakukan rationing," ucapnya.

Namun Binsar memang mengakui bahwa kondisi Dam Sei Harapan secara operasional hanya 50 persen saja. Butuh penanganan segera agar bisa kembali seperti kondisi semula. "Ini sebagai peringatan kepada kami sebagai pengelola waduk. Ini akan kami sikapi segera," kata dia.

Presiden Direktur PT. ATB Benny Andrianto, mengatakan akan melakukan rationing atau penggiliran air. Hal itu terpaksa harus dilakukan pada bulan Juli mendatang untuk daerah Sekupang.

"Karena pendangkalan ini, banyak curah hujan pun, Dam Sei Harapan sudah tak bisa menampung lagi. Empat bulan saja dari Juli nanti, jika memang tak fungsi lagi," ujarnya di Hotel Davienna, Selasa (5/6).

Pendangkalan itu disinyalir disebabkan sedimentasi atau pengendapan lumpur. Akibatnya tingkat elevasi di Dam Sei Harapan sudah berada di angka minus 2,7 meter. ATB kata Benny hanya bisa mengambil air hingga batas minus 5 meter.

"Ini bagian yang membuat kita prihatin. Apalagi pelanggan tak mau tahu. Ini akan jadi konsen ATB karena bagi Batam yang ambil air dari curah hujan, maka kebutuhan air baku ini luar biasa sekali," ucapnya.

(put/ude)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews