Kapal Bukit Raya Kandas

Kapal Rusak, Warga Natuna Terancam Tidak Mudik

Kapal Rusak, Warga Natuna Terancam Tidak Mudik

Proses evakuasi dilakukan TNI AL dengan menggunakan Searider, saat kapal KM. Bukit Raya kandas, Sabtu (19/5/2018). (Foto: Ist)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Kapal KM Bukit Raya mengalami kebocoran usai menabrak karang, Jumat (18/5/2018) di perairan Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna. Hingga, Sabtu (19/5/2018) belum diketahui sejauh mana kerusakan kapal.

Sebanyak 200 lebih penumpang sudah dievakuasi dengan menggunakan Searider menuju Pelabuhan Selat Lampa, Kecamatan Pulau Tiga, Natuna.

Ketua Komisi I DPRD Natuna, Wan Syofyan mengatakan pihaknya akan memanggil Pemda Natuna dan instansi terkait transportasi mengenai kesiapan menjelang lebaran. Seperti diketahui transportasi laut menjadi yang sangat diandalkan masyarakat Natuna saat ini, di tengah mahalnya transportasi udara di Natuna.

"Kami akan panggil mereka (Pemda), untuk memastikan transportasi warga saat lebaran nanti," ujar Wan, melalui sambungan telpon

Upaya Pemkab Natuna sendiri menyediakan transportasi penerbangan yang ekonomis sejauh ini tampaknya belum membuahkan hasil. Pemkab seperti tak berdaya dan hanya berharap kepada kementerian perhubungan bisa menangani masalah ini.

"Kalau untuk transportasi udara, Pemda setahu saya sudah menyurati kementerian perhubungan untuk mengatasi masalah yang ada di Natuna," tukas Wan.

Namun hingga kini, penerbangan terjangkau belum terealisasi, sehingga masyarakat kecil hanya bisa gigit jari.

Suherman, asal Serasan, Natuna mengatakan keberadaan KM. Bukit Raya sangat dinantikan warga yang ingin melakukan mudik lebaran ke pulau-pulau lainya di Natuna seperti, Subi, Midai dan Serasan, dan daerah lain di luar kabupaten seperti Pontianak dan Tanjungpinang. Begitu juga halnya mereka yang dari daerah luar untuk mudik ke Natuna.

"Bukit Raya selama ini jadi andalan, kalau pas lebaran nggak ada kapal bisa susah, kecuali ada kapal lain seperti Bukit Raya. Mau naik pesawat kami nggak ada duit. Biasanya kalau lebaran harganya bisa naik Rp 2 Juta sekali jalan," ujar pegawai swasta yang bekerja di Tanjungpinang ini.

Kebutuhan transportasi laut di momen lebaran sangat tinggi di Indonesia. Bahkan PT. Pelni selama ini mengalihkan Bukit Raya untuk daerah lainnya di timur Indonesia, jika momen lebaran.

Jika kapal "sapu jagat" ini tidak beroperasi, warga dipastikan hanya mengandalkan Sabuk Nusantara 30 dan Sabuk Nusantara 39 seperti tahun sebelumnya masih tidak cukup untuk menampung penumpang yang akan mudik.

Wakil Ketua DPRD Natuna, Hadi Candra sebelumnya mengatakan Pemkab harus lebih serius memikirkan cara untuk penyediaan transportasi laut yang efektif di Natuna.

"Sudah seharusnya pemerintah daerah bisa memperjuangkan secara serius dengan mendatangi pemerintah pusat, tidak hanya sekedar menyurati saja," ujar Candra beberapa waktu lalu.

Kasat Polair Natuna, Iptu Zulkarnain mengatakan kebocoran yang terjadi di lambung kapal bukit raya berada di bagian sebelah kanan, kuat dugaan akibat benturan karang.

"Kapal masih sangkut di karang dan bocor. Informasinya tim teknis dari Jakarta tiba hari ini," Zul.

Dipastikan kapal akan menjalani perbaikan hingga waktu yang belum ditentukan.

Sementara itu, Bupati Natuna, Hamid Rizal tampak bersilaturhami dengan awak KM. Bukit Raya yang sedang kandas sehari setelah evakuasi penumpang selesai dilakukan.

Hamid bersama staff nya meninjau kapal Bukit Raya yang kandas itu menggunakan kapal ferry mewah milik Pemda Natuna, MV. Indra Perkasa.

(fox)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews