Anak DDW Pernah Belajar di Sekolah Tanpa Hormat Bendera dan Indonesia Raya?

Anak DDW Pernah Belajar di Sekolah Tanpa Hormat Bendera dan Indonesia Raya?

Dwi Djoko Wiwoho saat disidang di Jakarta terkait kasus terorisme (Foto: Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Sebuah sekolah di Batam diduga disusupi paham radikal. Sekolah ini terdeteksi di wilayah Bengkong dan Nongsa.

Penelusuran batamnews.co.id, salah satu sekolah yang disebut anggota DPRD Batam, Aman, pernah menjadi tempat sekolah anak seorang oknum pejabat di Batam, Dwi Djoko Wiwoho alias DDW, yang pernah tergabung militan ISIS.

Anak DDW itu pernah bersekolah di tempat tersebut sebelum menghilang. Anak SD sekolah terpadu itu menghilang pada Agustus 2015. 

Pihak sekolah pun mengaku tidak mengetahui hilangnya anak tersebut pada waktu lalu. Sayangnya pada waktu itu tidak ada laporan polisi pihak sekolah mengenai hilangnya anak tersebut dari sekolah.

Belakangan baru diketahui, diduga T ikut orangtuanya pergi ke Suriah dan bergabung dengan militan ISIS.

Kepastian itu setelah T pulang ke Tanah Air bersama orangtuanya beberapa waktu lalu, setelah selama sekitar 2 tahun di Suriah.

Keluarga DDW setelah merasa tertipu dengan janji-janji manis ISIS. Bahkan salah seorang anak DDW nyaris dipersunting militan ISIS.

Mereka pun dengan bersusah payah meloloskan diri dari para militan tersebut hingga akhirnya berhasil selamat sampai ke Indonesia melalui organisasi internasional.

Indikasi sekolah ini disusupi paham radikal itu diungkap anggota Komisi IV DPRD Kota Batam, Aman.

Ia kaget paham radikal sudah menyusupi dunia pendidikan di Batam. Ia mengatakan ada beberapa sekolah yang mengajarkan paham radikal di Batam.

"Kita juga pernah menemukan bahwa anak-anak sekolah SMP ternyata menjadi kader oleh organisasi terlarang. Hal ini juga sudah dilaporkan ke Dinas Pendidikan Batam," ujar Aman, Rabu (16/5/2018).

Adapun sekolah-sekolah yang sudah disusupi paham radikalisme dikatakan oleh Aman, berada di kawasan Bengkong dan Nongsa. Baik itu sekolah negeri ataupun swasta.

Dari laporan, warga sekitar sekolah menyebutkan ada hal yang tidak wajar. Pelaksanaan upacara misalnya, siswa tidak memberi hormat pada bendera. Selain itu juga tidak diperbolehkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

"Hal ini harus menjadi perhatian yang serius kepada Pemerintah Kota (Pemko) Batam. Agar bibit-bibit radikalisme itu tidak menyusup lebih jauh ke dunia pendidikan," katanya.

(ret)

 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews