Cerita di Balik Pertemuan Kim Jong-Un dengan Presiden Korsel Moon Jae-in

Cerita di Balik Pertemuan Kim Jong-Un dengan Presiden Korsel Moon Jae-in

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri), dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In ketika melintasi garis pembatas militer dan kemudian menuju ke Rumah Perdamaian, lokasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Antar-Korea di Panmunjom, Jumat (27/4/2018). (Foto: AFP)

BATAMNEWS.CO.ID - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un mencatatkan sejarah bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae-in. Kim mengaku sangat emosional ketika merasakan momen tersebut.

Presiden Korsel Moon Jae-in mengatakan hal itu saat keduanya memulai pertemuan bersejarah mereka dalam lebih dari satu dekade.

"Saya berjalan sekitar 200 meter, dibanjiri dengan emosi," ujar Kim seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (27/4/2018) sebelum memulai pembicaraan dengan Moon di Peace House, tempat berlangsungnya pertemuan bersejarah tersebut yang berada di desa gencatan senjata Panmunjom di Zona Demiliterisasi.

Kim mengatakan, berjalan melintasi perbatasan kedua Korea ternyata "begitu mudah" hingga membuatnya heran "mengapa butuh waktu lama untuk melakukannya setelah 11 tahun," ujarnya mengacu ke pertemuan puncak terakhir di Pyongyang, Korut pada tahun 2007.

Dalam dua pertemuan puncak sebelumnya pada tahun 2000 dan 2007, ayah Kim, Kim Jong Il bertemu para pemimpin Korsel saat itu, namun hubungan kedua Korea kemudian memburuk setelah pemerintahan konservatif berkuasa di Seoul pada tahun 2008 dan Pyongyang memacu program senjata nuklir dan rudal balistiknya.

Kim pun mengatakan dirinya sadar akan skeptimisme atas pertemuan ini dan bertekad akan menghasilkan kesepakatan yang kuat.

"Bagaimanapun baiknya kesepakatan atau statemen yang kita hasilkan di sini, jika itu tidak dilaksanakan dengan semestinya, itu hanya akan menimbulkan kekecewaan," ujar Kim.

Sedangkan Moon menyampaikan pujian atas keputusan Kim untuk melawat ke Korsel dan berharap mereka akan mencapai "kesepakatan kuat sehingga kita bisa memberikan hadiah besar bagi seluruh rakyat Korea dan orang-orang yang menginginkan perdamaian".

"Saya pikir kita berdua merasakan beban berat di pundak kita," ujar Moon kepada Kim. "Ketika Anda melintasi perbatasan militer untuk pertama kalinya, Panmunjom menjadi simbol perdamaian, bukan simbol pemisahan," imbuh Moon.

(snw)

 

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews