Fenomena Cuaca Aneh Terjadi di Berbagai Belahan Dunia

Fenomena Cuaca Aneh Terjadi di Berbagai Belahan Dunia

Salju yang turun di kota gurun Aljazair yang disebut Ain Sefra atau "Gerbang ke Sahara". (foto: istimewa)

BATAMNEWS.CO.ID, Ain Sefra - Salju turun di salah satu tempat paling panas di dunia, yakni di kota gurun Aljazair yang disebut Ain Sefra atau "Gerbang ke Sahara". Fenomena alam ini menambah banyak daftar kejadian cuaca ekstrem di berbagai penjuru dunia setelah suhu dingin di Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Benua Eropa. 

Salju yang tidak biasa itu turun di Ain Sefra pada Minggu (7/1/2018) waktu lokal. "Ain Sefra mengalami hujan salju dalam jumlah banyak untuk ketiga kali dalam 40 tahun. Beberapa laporan menyatakan ketebalan salju mencapai hampir 15 inci, meski demikian otoritas Ain Sefra secara resmi melaporkan ketebalan salju kurang dari satu inci," ungkap laporan CNN, Rabu (10/1/2018).

Hadirnya salju di gurun itu menjadi pemandangan unik sekaligus aneh karena kawasan itu biasanya mengalami suhu paling panas di bumi saat musim panas. Meski demikian, kali ini suhu yang tidak biasa terjadi di kawasan gurun tersebut hingga mencapai sepuluh derajat Farenheit saat malam hari. Itu artinya, salju dapat turun beberapa saat. 

Sejumlah fotografer yang datang ke lokasi salju menyatakan salju tetap bertahan saat siang hari sehingga menjadi pemandangan seperti dari dunia lain. "Kami benar-benar terkejut saat kami bangun untuk melihat salju lagi. Salju bertahan sepanjang hari pada Minggu (7/1/2018) dan mulai meleleh sekitar pukul 5 sore," kata fotografer Karim Bouchetata pada Shutterstock dikutip CNN.

Meski salju sangat jarang terjadi di wilayah gurun, fenomena salju yang sama juga terjadi tahun lalu. Sebelum itu, salju turun 37 tahun lalu di Ain Sefra. Sementara itu, salju tebal membuat 13.000 turis terjebak di resor ski Zermatt di Swiss sejak pekan lalu. Otoritas menggunakan helikopter untuk mengevakuasi para turis kemarin. Evakuasi melalui udara dilakukan sebab jalan raya dan jalur kereta tak bisa digunakan karena tertutup salju tebal. 

Salju tebal di kawasan itu pun meningkatkan risiko salju longsor di wilayah Wallis, termasuk Zermatt, dekat perbatasan Italia. "Saat ini risiko longsor salju di wilayah itu mencapai level tertinggi, yakni sangat besar," ungkap pernyataan Swiss Institute for Snow and Avalanche Research dikutip kantor berita Reuters. 

Di Kota Visp, sekitar 30 km dari Zermatt, sebanyak 20 orang dievakuasi dari rumah mereka setelah lumpur dan salju longsor ke sebagian wilayah itu. Tidak ada orang yang terluka dalam insiden tersebut. Adapun kantor layanan pariwisata menjelaskan, tidak ada alasan untuk khawatir dengan kondisi di Zermatt. Pejabat Zermatt menjelaskan, layanan evakuasi melalui udara diberikan kepada mereka yang ingin meninggalkan resor ski tersebut.

"Aliran listrik telah normal. Masih ada peluang aliran listrik padam, tapi saat ini kondisinya bagus. Situasi di desa tenang dan nyaman," ujar juru bicara kantor pariwisata setempat. 

Sejumlah helikopter terbang sekitar dua jam pada kemarin siang. Para tamu yang ingin meninggalkan desa di kaki Bukit Matterhorn telah diterbangkan ke Taesch yang jaraknya 5 km. Dari sana, otoritas Zermatt telah menyiapkan sejumlah bus menuju stasiun kereta untuk membawa para turis ke tujuan masing-masing. "Helikopter juga digunakan untuk membawa orang yang ingin mencapai Zermatt," kata pejabat setempat.

Masyarakat pegunungan Swiss telah menjadi sorotan terkait risiko geologi sejak Agustus lalu. Saat sisi gunung itu longsor di selatan Grisons yang menewaskan delapan pendaki sehingga jasad para pendaki belum ditemukan hingga saat ini. 

Sementara itu, para pengemudi terjebak di jalanan tertutup salju tebal dan suhu di bawah titik beku di dekat Madrid, ibu kota Spanyol. Mereka berhasil diselamatkan pada Minggu (7/1/2018) siang. Jalan sepanjang 70 km antara Madrid dan wilayah terdekat Segovia di pusat Spanyol itu tertutup salju pada Sabtu (6/1/2018) malam, membuat para pengemudi dan penumpang terjebak saat musim libur.

"Sebanyak 3.500 hingga 4.000 pengemudi terpaksa bermalam di jalanan," ungkap laporan surat kabar Spanyol, El Pais. 

Sejumlah foto yang diunggah di Twitter oleh badan darurat Spanyol menunjukkan para pekerja berupaya membersihkan salju untuk membebaskan para pengemudi yang terjebak. Beberapa bagian jalan raya itu pun tak bisa dilalui kendaraan dan salju lebih tebal diperkirakan turun.

Suhu dingin ekstrem juga melanda Amerika Serikat (AS) bagian utara dan Kanada sejak akhir tahun 2017 dan awal 2018. International Falls di Mennesota, AS, mengalami suhu hingga minus 38,3 derajat Celsius. Negara bagian itu pun mengklaim sebagai "Kotak Es" karena suhu dingin tersebut.

(ind)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews